Senin, 09 Februari 2009

Sambutan HUT Gerindra Pertama: Membangun Kembali Indonesia Raya

Saudara-saudara sekalian, hadirin yang saya hormati.

Tepat dua belas bulan yang lalu, pada tanggal 6 Februari 2008 kita telah mendirikan sebuah partai politik baru, yaitu Partai Gerakan Indonesia Raya yang pada saat itu adalah partai ke-100 yang terdaftar di Departemen Hukum dan HAM.

Apa yang melatarbelakangi keinginan kita untuk mendirikan sebuah partai politik baru di tengah kesadaran bahwa sesungguhnya rakyat kita sudah sangat jenuh dengan sekian banyak partai politik dan sekian puluh ribu politisi yang semuanya memberi banyak janji, mengumbar aneka wacana dengan bahasa yang indah dan menggetarkan.

Mengapa perlu kita dirikan sebuah partai baru?
Apakah karena kita ingin kursi jabatan?
Apakah karena kita ingin kedudukan?
Apakah kita mendirikan partai baru untuk memperjuangkan ambisi pribadi kita masing-masing?
Apakah untuk mencari harta dan kekayaan dari jabatan-jabatan politik?

Jika hal-hal tersebut ada dalam benak kita pada saat itu dan sekarang , maka kita adalah orang-orang yang hina dan sangat tidak pantas kita sandang nama yang begitu besar, Gerakan Indonesia Raya.

Kita mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya bukan untuk ambisi pribadi kita masing-masing. Banyak dari pendiri-pendiri partai yang sesungguhnya lebih tenang hidupnya apabila tidak terjun ke politik praktis. Kita mendirikan partai Gerakan Indonesia Raya karena kita melihat bangsa kita sedang berada dalam keadaan dan kondisi yang tidak benar. Kita melihat sebuah fenomena janggal yang kita sebut sebagai paradoks Indonesia, yaitu bangsa yang oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dianugerahi kekayaan alam yang berlimpah ruah tetapi kekayaan tersebut tidak dinikmati oleh sebagian besar rakyat kita.

Kita mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya karena kita tidak puas melihat negara dan bangsa yang kaya namun rakyatnya terus berada dalam himpitan kemiskinan dan terpasung dalam lingkaran kemelaratan. Banyak yang berusaha bermain dengan pencitraan dan rekayasa angka melalui teknik-teknik pengendalian persepsi masyarakat yang canggih. Tetapi kita memiliki data-data, kita memiliki fakta-fakta, kita mengerti angka sebenarnya yang menunjukkan betapa kekayaan bangsa Indonesia tidak berada di tangan putra-putri Indonesia lagi.

Jutaan hektar bumi Indonesia menghasilkan kekayaan ratusan trilyun rupiah, tapi semuanya mengalir keluar negeri yang hanya menyisakan sedikit Upah Minimum Regional (UMR) yang sangat minim untuk memenuhi kebutuhan hidup karyawan dan buruh kita. Bahan tambang yang begitu banyak dan begitu bernilai diekstraksi tanpa ada proses nilai tambah. Kita mengeksport bauksit dalam keadaan batu-batu gelondongan untuk kemudian diolah menjadi aluminium di manca negara untuk kemudian kita impor kembali dengan harga ratusan kali lipat dari harga bahan baku tersebut. Hal yang sama terjadi dengan kelapa sawit, demikian pula dengan coklat, demikian pula dengan karet, dengan tembaga dan emas serta minyak dan gas kita. Begitu pula dengan komoditas-komoditas kita yang lain.

Saudara saudaraku kader partai Gerindra sekalian,

Telah 63 tahun lamanya kita merdeka. Tahun ini adalah tahun ke-64 kemerdekaan kita sekaligus 11 tahun berjalannya reformasi, tetapi kajian-kajian kita, yang kita siap paparkan terus menerus dalam kesempatan yang lebih longgar menunjukkan bahwa setelah 64 tahun kemerdekaan tersebut kita masih tetap miskin dan apabila sesuai dengan rancangan pengelola negara yg diumumkan dewasa ini, bahwa pertumbuhan ekonomi akan tumbuh 7 persen ditahun-tahun mendatang maka 50 tahun lagi kita masih tetap akan miskin dalam tataran ukuran negara-negara di dunia.

Saudara saudara sekalian,

Kondisi Indonesia dewasa inilah yang membuat kita merasa tergerak untuk berhimpun, harus terjun ke gelanggang politik, harus meminta mandat kepada rakyat dan meraih kekuasaan politik. Kita butuh kekuasaan politik karena kita ingin mengubah nasib bangsa kita. Kita ingin membangun kembali Indonesia menjadi Indonesia Raya seperti yang dicita-citakan oleh para pendiri Bangsa.

Kita percaya kepada Demokrasi yang sebenarnya, karena itu kita korbankan harta kita , pikiran kita tenaga kita dan…. Ya !! nyawa kita sekalipun! karena kita ingin meminta mandat dari rakyat untuk mengubah nasib bangsa Indonesia. Karena kalau nasib kita tidak kita ubah, tidak akan ada pihak manapun yang akan mengubah nasib kita. Teringat kita dengan firman ALLAH dalam Al-Quran surat Ar Raad ayat 11, bahwa Tuhan Yang Maha Besar tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali mereka sendiri yang mengubahnya.

Partai Gerindra ingin memimpin perubahan tersebut. Kita ingin meninggalkan paradoks Indonesia. Kita ingin bahwa kekayaan alam yang kita miliki harus dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia.

Partai Gerindra dengan tegas mengatakan bahwa sistem ekonomi kita adalah sistem ekonomi yang keliru. Selama sistem ekonomi ini tidak berubah, keadaan bangsa kita tidak akan pernah berubah, bangsa kita akan terus miskin, terpuruk dan menjadi bangsa tukang meminta-minta.

Partai Gerindra mengajak kepada semua partai, semua mitra, semua komponen bangsa yang masih memiliki wawasan kebangsaan dan rasa cinta tanah air serta keberpihakan kepada bangsa sendiri, mengajak semua yang tidak ingin melihat bangsa kita dijajah, untuk bersama-sama terlibat dalam perjuangan ini dan marilah kita kembali kepada cita-cita para pendiri bangsa.

Boleh ada adegan yang menunjukkan hamparan sawah yang menguning. Boleh ada yang mengatakan bahwa ekonomi sudah ada di jalur yang benar. Boleh ada yang menyalahkan krisis dunia sebagai penyebabnya, tapi pada kenyataannya fakta menunjukkan bahwa kekayaan kita mengalir terus menerus keluar dari tangan putra-putri Indonesia. Saya punya data dan angka untuk membuktikan pernyataan ini, tetapi tidak tepatlah pada perayaan hari jadi partai kita ini untuk terlalu lama menyita waktu para hadirin dan hadirat sekalian.

Saudara-saudara para hadirin hadirat yang saya hormati,

Kenyataan menunjukkan sebagian besar rakyat kita pada hari ini, pada malam ini sedang mengalami kesulitan hidup. Banyak diantara saudara kita yang pada saat ini kedinginan karena musibah demi musibah yang menimpa mereka dan yang lebih menyedihkan, banyak diantara saudara-saudara kita yang kehilangan pekerjaan dan tidak tahu dari mana dia harus mencari nafkah untuk menghidupi anak istrinya. Namun ironisnya, ada yang mengatakan bahwa ekonomi kita berada di jalur yang benar.

Saudara-saudara sekalian,

Pada hari ini, pada saat ini, puluhan juta rakyat kita merasakan betapa sulitnya membeli bahan-bahan kebutuhan pokok tetapi ada yang menyatakan bahwa kini kemiskinan di Indonesia sudah menurun.

Saudara-saudara sekalian,

Pada hari ini, pada malam hari ini disaat kita berkumpul di aula yg baik ini, begitu banyak saudara-saudara kita yang tidak mengerti apa yang akan terjadi pada diri mereka di hari esok. Apakah mereka bisa memberi makanan yang cukup gizi untuk bayi-bayi mereka, apakah mereka akan mampu menyekolahkan anak-anak mereka, bahkan yang lebih tragis dan menyayat hati, ada ibu yang tega dan terpaksa membunuh anaknya sendiri karena sudah putus asa tidak tahu harus memberi makanan apa, ada bapak yang membunuh dirinya karena malu dan tidak mampu menyekolahkan anaknya. Apakah ini Indonesia Raya yang kita cita-citakan pada saat kita menyanyikan lagu kebangsaan kita? Apakah ini yang kita anggap Indonesia Raya? Kita beratus kali menyanyikan: ”…bangunlah jiwanya,bangunlah badannya untuk indonesia raya…”, apakah ini Indonesia yang pantas kita sebut sebagai Indonesia Raya?

Apakah memang bangsa kita bangsa yang bodoh? Apakah orang-orang Indonesia tidak punya kemampuan mengelola kekayaan alam yang diberikan oleh Tuhan kepada kita? Kenapa hutan-hutan kita yang gundul dan rusak sementara negara-negara lain, negara-negara jiran, justru mengolah kayu-kayu gelondongan kita untuk dijadikan mebel dan menjadi kaya karenanya? Apakah bangsa Indonesia tidak mampu untuk membuat sepeda motor? Apakah kemampuan putra-putri Indonesia demikian jauhnya di bawah negara-negara lain? Apakah bedanya kemampuan putra dan putri Indonesia dengan putra-putri Malaysia, Vietnam, Thailand dan Tiongkok? Thailand sebentar lagi akan mengekspor truk buatannya ke Indonesia menyusul India yang sudah terlebih dahulu melakukannya dan sebentar lagi pasar Indonesia yang sebesar 250 juta akan kembali dibuka untuk produk-produk dari luar negeri. Apa yang bisa kita hasilkan hanyalah bahan baku untuk diolah orang lain yang akhirnya harus kita beli lagi dalam bentuk barang-barang jadi dengan harga yang mahal.

Bagaimana kita bisa keluar dari kemiskinan? Jawabannya, dengan pertumbuhan 7 persen seperti yang sudah dicanangkan oleh pemerintah, kita tidak mungkin akan keluar dari kemiskinan ini. Terlebih lagi jika pertumbuhan ekonomi 7 persen tersebut kualitasnya tidak diawasi dan tidak dikendalikan. Kekayaan negara dikucurkan untuk membangun perumahan-perumahan mewah, mall-mall mewah, hotel-hotel mewah, hypermarket-hypermarket yang justru menggusur pedagang-pedagang kecil, yang justru menimbulkan kemiskinan-kemiskinan baru. Apakah ini yang dikatakan oleh elit kita bahwa kita berada pada jalur yang benar? Saya menyatakan atas nama Partai Gerakan Indonesia Raya dan jutaan saudara-saudara kita yang miskin dan lemah bahwa Indonesia berada pada jalur yang SALAH.

Indonesia telah terjebak dalam perangkap pertumbuhan rendah dan dalam perangkap hutang (low growth trap and debt trap) , dengan sistem ekonomi sekarang, dengan pengelola-pengelola negara seperti sekarang , dengan ahli-ahli ekonomi yang mengendalikan perekonomian negara seperti sekarang, Indonesia akan menjadi budak diantara bangsa-bangsa dunia, dan menjadi kacung diantara bangsa-bangsa lain dan jadilah bangsa kita menjadi bangsa kacung yang tidak memiliki harkat dan martabat.

Saudara-saudaraku sekalian,

Proklamator kita , Bung Karno, pernah meramalkan hal ini terjadi. Bahwa kita terperangkap dalam suatu era neokolonialisme dan neoimperialisme. Terlepas dari kelebihan dan kekurangan yang beliau miliki, pada saat ini kita harus mengakui, pandangan beliau jauh kedepan dan terbukti bahwa kita memang sedang dalam keadaan terjajah secara ekonomi

Saudara saudara para hadirin dan hadirat kader partai Gerindra yang saya hormati
Kita mendirikan Gerindra untuk menyelamatkan Indonesia dari kondisi seperti ini. Di awal perjalanan kita ada yang bertaruh bahwa kita tidak mungkin akan berhasil, pada saat Gerindra berdiri banyak yang mentertawakan kita dan sekarang ada yang terus menghina dan memfitnah partai kita sebagai partai fasis, mengatakan partai kita sebagai partai yang militeris. Mengapa jika bangsa lain boleh menjadi bangsa yang patriotis dan nasionalis sementara jika kita patriotis dan nasionalis dianggap fasis dan militeris?

Bangsa Indonesia menurut pandangan mereka haruslah dipimpin oleh orang-orang yang mau menyerahkan segala kekayaannya kepada tangan asing, asset-asset berharga yang kita miliki satu per satu jatuh ke tangan asing dengan harga yang sangat murah. Indosat yang begitu menguntungkan sudah tidak di tangan kita, bank-bank besar seperti BCA, BII, Bank LIPPO semuanya sudah dijual dan sekarang pemerintah sedang sibuk menawarkan beberapa BUMN seperti PT Perkebunan Nusantara III, IV dan VII , nasib yang sama juga menimpa Krakatau Steel sebagai satu-satunya pabrik baja yang merupakan industri dasar milik Indonesia, Bank BNI 1946, bank pertama milik Republik Indonesia, bahkan Perusahaan Nasional Gas pun sedang ditawarkan, bahkan komplek Gelora Bung Karno Senayan pun akan ditawarkan dan dijadikan sebagai jaminan untuk mencari pinjaman di luar negeri.

Saudara saudara sekalian ,

Partai Gerindra hari ini memberikan Kartu Anggota kepada anggotanya yang ke 10 juta. Saudara-saudara, hal ini perlu membesarkan hati kita asal jangan membuat kepala kita yang besar. Selain jumlah anggota yang ber-KTA menunjukkan hasrat dan dukungan masyarakat kepada perjuangan kita. Kita juga merasakan getaran yang besar dari bawah. Dimana-mana rakyat banyak berharap kehadiran, berharap kemunculan Gerindra dan berharap kemenangan Gerindra.

Saudara-saudara sekalian,

Tetapi janganlah kita menutup diri dan menutup hati terhadap kelemahan-kelemahan kita, jangan pula kita kecil hati apabila di sana sini kita rasakan ada kekurangan-kekurangan dalam organisasi kita. Juga kita jangan berkecil hati jika ada lembaga-lembaga survey yang mengkerdilkan Gerindra.

Melalui lembaga-lembaga survey kita selalu dimasukkan dalam daftar 3-4 persen. Saudara-saudara, pada 9 April yang akan datang rakyat akan menjawab, dan saya ingatkan, hai tukang tukang survey, jangan kalian kira kalian bisa tipu kita semua, sudah terlalu lama bangsa kita terdiri dari orang orang yang menjual diri dan menipu bangsanya sendiri. Jika kalian tidak bisa berbuat sesuatu yang ilmiah jangan coba coba kalian minta dihormati sebagai orang yang ilmiah.

Saudara-saudaraku para kader Partai Gerakan Indonesia Raya yang saya hormati,

Apakah cita-cita kita cita-cita yang tidak masuk akal? Apakah cita-cita kita itu? Cita-cita kita, impian kita tidak lain adalah membangun kembali Indonesia Raya, membangun kembali Bangsa Indonesia agar menguasai semua kekayaan-kekayaan alam yang diberikan oleh Tuhan. Agar dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Apakah itu cita-cita yg tidak masuk akal? Cita-cita kita adalah menjadi suatu bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika dimana semua suku, agama dan golongan dapat hidup berdampingan dengan harmonis dan serasi dalam usahanya untuk mencapai kesejahteraan dalam keamanan.

Kita adalah bangsa dimana rakyatnya menganut berbagai agama yang besar, memiliki adat dan istiadat yang berbeda tapi memiliki suatu hasrat untuk dapat hidup bersama meraih kesejahteraan secara adil dan merata.

Apakah cita-cita kita?

Cita-cita kita adalah bahwa setiap keluarga Indonesia bisa mendapat cukup sandang, cukup pangan dan cukup papan, mampu menyekolahkan anak-anaknya dengan baik, mampu memberi susu kepada bayi-bayinya, mampu mendapat pekerjaan yang layak untuk setiap kepala rumah tangga. Apakah itu cita-cita yang tidak masuk akal? Apakah kita selalu harus menyerah kepada kehendak bangsa lain, apakah kita harus bangun pagi dengan melihat telepon kita milik asing, gedung-gedung kita milik asing, bank-bank kita milik asing, pabrik semen kita milik asing, motor-motor yang kita tumpangi buatan asing, mobil-mobil yang kita pakai buatan asing, apa yang menjadi kebanggan bangsa Indonesia? Cita-cita Bangsa Indonesia adalah bahwa Bangsa Indonesia bisa memberi kehidupan yang layak bagi bangsanya. Untuk itu kita harus punya industri yang layak, kita harus swasembada pangan dan swasembada energi. Kita harus bisa berdiri diatas kaki kita sendiri. Apakah untuk berdiri di atas kaki kita sendiri adalah cita cita yang tidak masuk akal?

Apakah bangsa Indonesia harus menunduk terus, berlutut terus, minta-minta terus dengan tangan yang menadah? Setiap ada gejolak minta bantuan IMF, minta bantuan Bank Dunia, minta bantuan kepada negara-negara lain. Apakah itu nasib bangsa kita?
Apakah pemimpin kita hanya bisa jadi tukang minta-minta?

Saudara-saudara sekalian,

Partai Gerindra bercita-cita supaya bangsa Indonesia menjadi bangsa yang terhormat, bangsa yang bermartabat, bangsa yang berdiri tegak dengan kepala tegak dan tidak minta-minta, tidak berlutut kepada bangsa-bangsa lain. Bangsa Indonesia ingin jadi bangsa yang terhormat dan untuk itulah Partai Gerindra berjuang.

Saudara-saudara sekalian,

Saya ingin menutup pidato hari ini dengan mengutip sebuah sajak yang ditemukan dalam saku seorang pemuda berusia 21 tahun yang gugur dalam pertempuran bersejarah pada perang kemerdekaan. Dia mengutip sebuah sajak yang dalam bahasa Inggris bunyinya:
“ We are not alone. There are millions depending upon us. People we have never seen, people whom we will never see but what we do now decide what they will be..”
Yang artinya kurang lebih sebagai berikut: Kita tidak sendirian. Berjuta orang bergantung kepada kita. Rakyat yang tak pernah kita lihat dan yang tidak pernah melihat kita. Tetapi apa yang kita lakukan sekarang akan menentukan apa yang akan terjadi kepada mereka.

Saudara-saudara sekalian,

Saya mengutip apa yang pernah disampaikan Proklamator kita pada sebuah kongres di tahun 1932; “Beri aku seribu orang dan dengan mereka aku akan menggerakkan gunung Semeru, tapi berilah aku sepuluh pemuda yang membara cintanya kepada tanah air dan aku akan mengguncang dunia…”

Saudara-saudara, hari ini Partai Gerindra memberi KTA kepada anggota yang ke 10 juta. Saya percaya dari 10 juta ini kita akan dapat menemui pemuda dan pemudi yang berani, yang militan dan membara cintanya kepada tanah air dan yang akan membangun kembali Indonesia Raya.

Terima kasih, selamat berjuang, semoga Tuhan selalu menyertai kita.

Merdeka.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,


Prabowo Subianto

Tidak ada komentar: