Minggu, 15 Maret 2009

Ibu Angkat: Nasrudin Tidak Punya Musuh

JAKARTA - Mahasyim (65), Ibu angkat Direktur PT Rajawali Nusantara Indonesia Nasrudin Zulkarnain mengatakan bahwa puteranya adalah orang yang baik, supel dan tidak mempunyai musuh.

Warga Daan Mogot Tangerang ini menyesalkan peristiwa yang menimpa Nasrudin yang sudah dianggap seperti anaknya sendiri itu. "Dia itu pandai bergaul dan tidak punya musuh," ujarnya saat ditemui di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Jakarta, Minggu (15/3/2009).

Mahasyim menceritakan, bagaimana ketelatenan Nasrudin menelpon dirinya dan keluarga hanya untuk menanyakan kabar. "Dia itu setiap bulan selalu menelepon dan mengunjungi saya. Katanya dia selalu kangen dengan masakan saya," imbuhnya.

Ibu kandung korban, kata Mahasyim, saat ini masih di perjalanan dari Makassar. Ibu sepuh yang masih terlihat segar ini juga menjelaskan kondisi terakhir anak angkatnya. Kepala korban masih tampak bengkak dan masih ada ceceran darah di pelipis serta pipi korban. "Kata dokter, satu peluru masih tertinggal di otaknya," imbuhnya.

Terkait kepribadian korban, juga pernah diungkapkan Jubaidi, Ketua RT 02 Kompleks Perumahan Banjar Wijaya, di mana Nasrudin tinggal. Menurut Jubaidi, Nasrudin termasuk warga yang senang bermasyarakat. "Dia itu suka pergi ke masjid dan mengikuti pengajian," katanya.

Tak heran saat warga mengetahui peristiwa penembakan yang menimpa Dirut salah satu BUMN ini, warga langsung mengunjungi ke RS Mayapada, bahkan setelah dipindah ke RSPAD warga pun ikut mengantar korban.(ded)
text TEXT SIZE :
Share
Yuni Herlina Sinambela/Carolina - Okezone

Direktur Ditembak Usai Main Golf


Keluarga Seperti Tak Kenali Nasrudin
Hery Winarno - detikNews


Jakarta - Suasana mengharu biru terasa di lorong ruang ICU lantai 2 RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Sejumlah keluarga Nasrudin Zulkarnaen tampak menanti giliran untuk menjenguk. Yang sudah menjenguk pun memilih berdiri di luar ruang inap.

"Saya sampai tidak mengenali Nas (panggilan akrab Nasrudin-red) lagi. Mukanya bengkak seperti bola dipompa,'' ujar Nanan, kerabat korban, yang baru saja menjenguk Direktur Putra Rajawali Banjaran (PRB) tersebut, Minggu (15/3/2009).

Air mata Nanan tampak meleleh. Di samping dia, tampak anggota keluarga/kerabat lainnya. Raut sedih terpancar di wajah mereka.

Hingga Saat ini Nasrudin masih kritis, belum sadar. Keluarga dan kerabat Nasrudin terus mengalir menjenguk Nasrudin yang masih terbujur di ruang ICU dengan kepala terbungkus perban.

Sabtu, 14 Maret 2009

Dirut PT Putra Rajawali Banjaran ditembak


Headline News / Nusantara / Sabtu, 14 Maret 2009 23:02 WIB

Metrotvnews.com, Tangerang: Direktur PT Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen ditembak di bagian kepala. Korban didor di dalam mobil sekitar 200 meter dari gerbang padang golf di Perumahan Modern Land, Tangerang, Banten, Sabtu (14/3).

Nasrudin yang memimpin anak perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia sempat dirawat di ruang instalasi gawat darurat Rumah Sakit Mayapada, Tangerang. Tapi nyawanya tetap tak tertolong.

Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Irawan mengatakan, belum mengetahui motif di balik kasus ini. Tapi ada dugaan soal bisnis.(ICH)

Minggu, 08 Maret 2009

DIB Didesak Tawarkan Capres Hasil Konvensi ke Parpol


Jakarta - Dewan Integritas Bangsa (DIB) telah mengakhiri konvensi mencari sosok bakal capres yang akan didukungnya dalam Pilpres 2009. Meski belum diumumkan, DIB diminta menawarkan hasilnya ke partai-partai yang sudah memiliki capres dan yang belum.

"Agar publik menilai tidak sia-sia, DIB sebagai penyelenggara konvensi harus menindaklanjuti hasil konvensi. Caranya, tawarkan semua capres yang ikut konvensi ke partai-partai," kata capres konvensi DIB, Yuddy Chrisnandi kepada detikcom, Minggu (8/3/2009).

Menurut politisi muda Golkar ini, dengan cara itulah DIB akan dapat menilai apakah lembaganya memiliki kekuatan yang diperhitungkan atau tidak. Selain itu DIB akan menjadi contoh pembelajaran positif dalam membangun demokrasi di Indonesia karena telah mengajarkan pendidika dan terobosan politik dengan menggelar seleksi calon pemimpin nasional.

"Jadi, DIB tinggal merekomendasikan Rizal Ramli, Marwah Daud, Bambang Sulastomo dan saya kepada para capres yang sudah deklarasi sebagai cawapres. Untuk Rizal yang sudah didukung beberapa partai, tinggal dibantu memperkuatnya," paparnya.

Meski demikian Yuddy menilai sistem konvensi ala DIB masih banyak kekurangan. Seperti sistem penilaian peserta konvensi dan kualitas tim penilai yang dibawah standar. Faktor inilah yang menyulitkan DIB mengambil keputusan mengenai sosok pemenang capres.

"Kalau DIB memutuskan satu pemenang memang akan kesulitan karena sistemnya banyak kekurangan. Seperti Rizal yang kadang tidak hadir, banyak penilai yang kualitasnya di bawah standar. Jadi susah menilainya. Namun, langkah DIB ini merupaka terobosan luar biasa, hanya tingga bagaimana selanjutnya," paparnya.

Bagaimana jika setelah ditawarkan kepada parpol dan capres yang ada tidak mendapatkan respon positif?

"Apapun hasilnya, yang penting kita sudah berusaha. Apalagi sampai saat ini, belum ada satu partai pun yang akan mendukung para capres yang ikut dalam konvensi DIB," pungkas anggota Komisi I DPR ini. ( yid / lh )

Muhammad Nur Hayid - detikPemilu