Senin, 26 Oktober 2009

Drama Cikeas dan Sandera Getok Tular

EEP SAEFULLOH FATAH

Sungguh tak mudah menjadi Susilo Bambang Yudhoyono. Partai Demokrat yang dipimpinnya berhasil meraih 20,85 persen suara dalam pemilu legislatif. Ia lalu terpilih secara meyakinkan sebagai presiden dengan mengantongi 60,8 persen dukungan pemilih. Namun, ketika membentuk kabinet, mau tak mau, ia harus mengakomodasi kepentingan empat partai lain penyokong pencalonannya, yang sesungguhnya secara bersama-sama ”hanya” meraih 24,15 persen suara dalam pemilu legislatif.

Jika kita gunakan logika presidensialisme murni, kemenangan mutlak yang diraih Yudhoyono semestinya membuat dia amat sangat leluasa menyusun kabinetnya. Namun, mengingat sistem multipartai yang mengantarnya ke kursi presiden, kabinetnya mau tak mau mesti mengakomodasi dan merepresentasikan kepentingan partai-partai peserta koalisi.

Siapa pun presiden Indonesia mau tak mau akan berada di tengah tarik-menarik presidensialisme dan sistem multipartai itu. Yang kemudian menegaskan kualitas politik sang presiden adalah dua kemampuan sekaligus. Pertama, seberapa jauh ia pandai mengelola hubungan mandat-akuntabilitas-keterwakilan dengan publik sebagaimana diamanatkan presidensialisme. Kedua, seberapa cerdas ia mengelola keterwakilan partai secara substantif untuk membuatnya selamat di tengah kepentingan banyak partai yang berjalin kelindan.

Saya menilai Yudhoyono cukup berhasil menunaikan dua tuntutan itu, tetapi dengan sedikit catatan berikut.

Drama Cikeas

Manakala menjalankan fungsi presidensialnya berhadapan dengan tuntutan mandat-keterwakilan-akuntabilitas publik, Yudhoyono lebih banyak bermain di level kemasan ketimbang substansi. Fakta ini terwakili oleh drama tiga hari di Cikeas.

Selama tiga hari sejumlah calon menteri berdatangan ke Cikeas untuk menjalani semacam uji kepatutan dan kelayakan. Para calon menteri itu menunggu di pendapa sebelum ”diwawancara” Yudhoyono dan wakil presiden terpilih Boediono. Lalu, selepas ”wawancara”, mereka berbicara di hadapan publik melalui corong para jurnalis.

Selepas itu, media (baca: kita) mulai membuat spekulasi mengenai siapa akan menjabat apa. Beredarlah perkiraan pengisian pos-pos departemen, kementerian negara, dan pos-pos setingkat menteri negara.

Pada titik itulah drama tiga hari di Cikeas itu lebih banyak berhenti di level kemasan, bukan substansi. Dalam format seperti itu—mengulang format serupa lima tahun lampau—audisi para calon menteri tak bisa disebut sebagai fenomena transparansi dan pertanggungjawaban publik kerja seorang presiden. Rentetan kejadian itu pun lebih banyak menjadi adegan-adegan drama yang miskin substansi.

Drama itu pun terasa mengganggu karena beberapa faktor. Publik tak diberikan penjelasan memadai tentang ”siapa hendak ditaruh di pos apa lantaran alasan apa”. Jika prosesi itu hendak dimaknai sebagai mekanisme demokratis pembentukan kabinet, selepas wawancara setiap tokoh seyogianya juru bicara presiden menjelaskan kepada publik sang tokoh hendak diposisikan di pos mana berikut alasan-alasannya. Lalu, sang tokoh berbicara untuk menceritakan identitas dirinya serta menegaskan kesiapannya mengemban tugas.

Selain itu, dengan keleluasaan waktu yang dimilikinya, presiden terpilih sesungguhnya bisa mengadakan uji kelayakan itu lebih awal. Dengan demikian, publik diberikan penerangan dalam rentang waktu yang memadai.

Dengan demikian, prosesi itu pun menjadi semacam prosesi transparansi dan akuntabilitas publik kerja presiden tanpa mencederai hak prerogatif presiden dalam menyusun pemerintahan. Prosesi itu pun terlepas dari dramatisasi berlebihan sambil tetap menjaga prinsip-prinsip pokok presidensialisme.

Sandera getok tular

Di luar kebutuhan menegakkan prinsip presidensialisme secara elegan itu, presiden juga dituntut berkemampuan mengelola keterwakilan partai. Ditilik secara statistik, Yudhoyono sukses mengelola perkara terakhir ini. Ada 19 wakil partai dan 18 tokoh nonpartai terakomodasi dalam Kabinet Indonesia Bersatu II.

Namun, sukses statistik itu harus diuji secara politik. Benarkah bahwa komposisi itu menggambarkan terakomodasinya kepentingan partai-partai politik dan bukan sekadar tersalurkannya kehendak segelintir elite partai? Seberapa jauh ”kabinet pelangi” ini berkemampuan menjaga disiplin koalisi selama pemerintahan berlangsung hingga lima tahun depan? Seberapa efektif kontrak politik, kontrak kinerja, dan pakta integritas yang dibuat antara Yudhoyono-Boediono dengan partai dan para tokohnya itu akan berfungsi mengefektifkan pemerintahan?

Jika komposisi kabinet yang akomodatif terhadap partai-partai itu ternyata tak mendekatkan kita pada jawaban-jawaban positif atas deretan pertanyaan di atas, boleh jadi yang kita sua di balik koalisi besar itu sekadar fenomena ”sandera getok tular”. Presiden diam-diam menyandera partai-partai dengan mengikat kepentingan segelintir elite partai itu, lalu segelintir elite partai tadi diam-diam menyandera partainya sendiri.

Jika fenomena ”sandera getok tular” itu yang kemudian terbangun, prosesi-prosesi politik selepas Pemilu 2009 akan mengakumulasikan keuntungan kepada Yudhoyono dan Partai Demokrat. Sebaliknya, rentetan prosesi itu makin menumpukkan kerugian pada partai-partai peserta koalisi lainnya.

Saya berharap bukan itu yang sedang terjadi. Saya berharap lima tahun ke depan Yudhoyono bukan saja akan sukses menjaga stabilitas pemerintahannya, tetapi juga meningkatkan efektivitas presidensialisme dan produktivitas demokrasi kita.

EEP SAEFULLOH FATAH Pemerhati Politik dari Universitas Indonesia
Sumber : cetak.kompas.com

Rabu, 21 Oktober 2009

Susunan Kabinet Indonesia Bersatu II

Jakarta - Usai sudah rangkaian audisi yang dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menyaring para pembantunya. Tanpa ragu, SBY menyampaikan susunan Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II.

Susunan KIB II ini disampaikan Presiden SBY dalam konferensi pers di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (21/10/2009) pukul 22.00 WIB. Ikut dalam jumpa pers adalah para menteri KIB I dan juru bicara kepresidenan, Andi Mallarangeng dan Dino Patti Djalal.

MENTERI KOORDINATOR

1. Menko Politik Hukum dan Keamanan : Marsekal (Purn) Djoko Suyanto
2. Menko Perekonomian : Hatta Rajasa
3. Menko Kesra : R Agung Laksono
4. Sekretaris Negara : Sudi Silalahi

MENTERI DEPARTEMEN

1. Menteri Dalam Negeri : Gamawan Fauzi
2. Menteri Luar Negeri : Marty Natalegawa
3. Menteri Pertahanan : Purnomo Yusgiantoro
4. Menteri Hukum dan HAM : Patrialis Akbar
5. Menteri Keuangan : Sri Mulyani
6. Menteri ESDM: Darwin Saleh
7. Menteri Perindustrian : MS Hidayat
8. Menteri Perdagangan : Mari E. Pangestu
9. Menteri Pertanian : Suswono
10. Menteri Kehutanan : Zulkifli Hasan
11. Menteri Perhubungan : Freddy Numberi
12. Menteri Kelautan dan Perikanan : Fadel Muhammad
13. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi : Muhaimin Iskandar
14. Menteri Pekerjaan Umum : Djoko Kirmanto
15. Menteri Kesehatan : Endang Rahayu Sedyaningsih
16. Menteri Pendidikan Nasional : Mohammad Nuh
17. Menteri Sosial : Salim Segaf Al Jufri
18. Menteri Agama : Suryadharma Ali
19. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata : Jero Wacik
20. Menteri Komunikasi dan Informatika : Tifatul Sembiring

MENTERI NEGARA

1. Menteri Riset dan Teknologi : Suharna Suryapranata
2. Menteri Koperasi dan UKM : Syarifudin Hasan
3. Menteri Lingkungan Hidup : Gusti Muhammad Hatta
4. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: Linda Amalia Sari Gumelar
5. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara : E.E Mangindaan
6. Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal : Ahmad Helmy Faishal Zaini
7. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas : Armida Alisjahbana
8. Menteri BUMN : Mustafa Abubakar
9. Menteri Pemuda dan Olahraga : Andi Alfian Mallarangeng
10. Menteri Perumahan Rakyat : Suharso Manoarfa

PEJABAT SETINGKAT MENTERI

1. Kepala BIN: Jenderal (Purn) Sutanto
2. Kepala BKPM: Gita Wirjawan
3. Ketua Unit Kerja Presiden Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan: Kuntoro Mangkusubroto
(anw/gah)

Rabu, 14 Oktober 2009

Presiden Yudhoyono dan "Demokrasi Mataraman"

Kamis, 15 Oktober 2009 | 03:57 WIB

Oleh Anwar Hudijono

Setelah Raja Pajang Sultan Hadiwijaya wafat, ada dua poros suksesi utama, yaitu Pangeran Benawa di Pajang dan Panembahan Mas di Madiun. Keduanya sama-sama keturunan darah biru Sultan Trenggana dari Demak Bintara.

Namun, ternyata yang muncul adalah Panembahan Senapati dari Mataram. Dia bukan trah raja. Dia yang semasa kecil bernama Sutawijaya lahir dari kalangan jelata. Ayahnya, Manahan, pernah menjadi perwira Demak bergelar Ronggo Tohjoyo.

Senapati memegang teguh wewarah (ajaran) kultur Jawa bahwa tan ana baskara kembar (tak ada matahari kembar). Tidak boleh ada kekuasaan yang membayanginya. Kekuasaan yang bisa membayangi dirinya ditaklukkan dengan prinsip menang tanpa merendahkan. Berarti memilih penyelesaian politik. Kalau tidak bisa, baru dengan cara militer.

Kerajaan Pajang dilikuidasi. Pewarisnya, Pangeran Benawa, dijadikan bupati di Jipang. Diperhitungkan, Benawa tak akan bisa besar karena berada di daerah basis pendukung Pangeran Sedalepen, musuh kakeknya, Trenggana.

Jurus gertak dan jepit dilakukan terhadap Madiun. Disertai ancaman militer, dipilih pula jalur politik. Retna Dumilah, anak Panembahan Mas, dijadikan istri.

Adipati Pragola di Pati masih memberontak. Senapati tahu, menyerang akan menimbulkan korban besar dan melelahkan karena Pati cukup kuat. Untuk itulah, putrinya, Pambayun, dijadikan umpan untuk menjerat Pragola sampai akhirnya dikawin. Pragola memang mau menghadap Senapati, tetapi sebagai menantu. Sementara sebagai penguasa, dia tetap tidak mau tunduk.

Akhirnya Senapati membunuh Pragola dengan cara mengempaskan kepalanya di batu hitam yang didudukinya saat menantunya itu sungkem. Jasad Pragola dikubur separuh dalam tembok istana, separuh di luar. Itu sebagai simbol separuh sebagai keluarga, tetapi separuh adalah musuh.

Senapati terus menggeber sayap kekuasaannya. Semua harus tunduk, karena pada dasarnya raja yang besar adalah bila seluruh rakyat tunduk. Kalau ada yang masih memberontak atau mbalela (oposisi), berarti kebesarannya berkurang.

Sampai-sampai dia nyaris lupa diri, nafsu kekuasaan yang terlalu besar sehingga lupa norma seperti hendak menghancurkan Giri dan Cirebon. Padahal, kedua daerah ini dicintai rakyat karena memiliki otoritas keagamaan, bukan semata otoritas politik. Demak pun menaruh hormat dan menjadikan keduanya sebagai konfederasi.

Mendekati kemutlakan

Menurut ”ilmu pangremesan”, otak-atik mathuk (dicocok-cocokkan) proses tampilnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di puncak kekuasaan mirip Senapati. Pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2004, ada dua poros utama trahing kesuma rembesing madu politik. Mereka adalah Megawati Soekarnoputri dari trah presiden pertama, Soekarno, dan Wiranto yang boleh dibilang adalah representasi dari trah presiden kedua, Soeharto.

Namun, ternyata yang muncul adalah SBY dari luar arus utama itu. Kemenangan SBY sangat mencengangkan. Dia mendapat legitimasi mitos sebagai Satria Piningit, yaitu lahirnya pemimpin yang memang menjadi suratan alam. Apalagi dia memang sempat terpingit (menyembunyikan diri) di Cikeas, Bogor, setelah berhenti dari kabinet Megawati. Dia seperti Senapati yang menyingkir di Hutan Mentaok yang lalu menjadi Mataram. Senapati pun mendapat legitimasi sebagai penguasa yang memang dikehendaki jagat karena ayahnya meminum air kelapa milik Ki Ageng Giring. Ada suara gaib yang mengatakan, siapa yang meminum air kelapa itu, keturunannya akan menjadi penguasa Tanah Jawa.

Karier kekuasaan SBY dan Senapati sama-sama berada di garis naik. Kalau pada Pilpres 2004 SBY harus menang dua putaran, pada Pilpres 2009 dia menang satu putaran dengan suara hampir 60 persen.

Kemenangan itu sebenarnya memberikan legitimasi yang kuat. Akan tetapi, rupanya itu belum cukup. Terkesan SBY ingin agar seluruh kekuatan politik tunduk. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, yang pada periode pertamanya bersikap oposisi, dikempit dengan cara Taufik Kiemas, suami Megawati, didorong menjadi Ketua MPR. Partai Golkar pun hampir pasti akan digandeng dengan diberi menteri atau kompensasi lain.

Pada periode kedua ini kekuasaan SBY benar-benar mendekati kemutlakan. Gangguan dari parlemen hampir pasti tak akan ada lagi, seperti pada periode pertama. Kekuatan yudikatif sama lemahnya dengan legislatif, apalagi setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) semakin melemah.

Jika pada periode pertama masih ada nuansa matahari kembar dengan Wakil Presiden M Jusuf Kalla, periode kedua ini hampir pasti tidak ada. Boediono akan bisa bersikap cukup menjadi rembulan. Seterang apa pun, jika matahari ada, rembulan akan pucat pasi.

Menurut ”ilmu titen”, kekuasaan yang semakin besar, apalagi mendekati mutlak, akan mudah sekali mengundang melik nggendong lali (lupa diri). Hal itu tidak dibatasi apakah itu kekuasaan kerajaan atau demokrasi. Soekarno terpilih dengan cara semidemokrasi. Namun, dia membiarkan dirinya dinobatkan sebagai presiden seumur hidup.

Soeharto juga dipilih MPR hasil pemilu sebagai bentuk demokrasi. Toh, ia tetap mau dipilih kembali kendati sudah berkuasa 30 tahun. Dia juga dinilai diktatorial. KH Abdurrahman Wahid pun nyaris ”lupa diri” ketika membubarkan MPR, yang kemudian melengserkannya.

Munculnya sikap lupa diri itu tidak selalu semata dari diri sang penguasa, tetapi juga bisa dari orang di sekitarnya, baik yang bertujuan mengeruk keuntungan pribadi maupun menjerumuskannya. Dalam cerita Mahabarata, Prabu Duryudana tak mau menyerahkan separuh Hastina kepada Pandawa karena provokasi Patih Sengkuni dan Pandita Durna. Kisah itu bisa terjadi dalam dunia nyata kekuasaan di negeri ini pula.

Tanda awal berjangkitnya lupa diri itu, menurut ”ilmu titen”, jika penguasa sangat sensitif terhadap perbedaan pendapat, apalagi kritik karena merasa dirinya paling benar, paling berkuasa, paling kuat, dan semua orang harus tunduk. Dengan demikian, kalau ada yang berani berbeda pendapat, itu sudah dikategorikan memberontak atau beroposisi.

Semoga SBY tak sampai melik nggendong lali meski kemungkinan itu bisa terjadi. Lihat saja, dengan menguasai parlemen, SBY akan dengan mudah mengubah batasan masa jabatan presiden dua periode pada konstitusi menjadi lebih. Kalau ia bisa lepas jeratan ”lupa diri”, insya Allah dia akan bisa mengantar Indonesia memasuki zaman emas, seperti Senapati mengantar Sultan Agung membawa Mataram meraih masa keemasan.
Sumber : cetak.kompas.com

Selasa, 13 Oktober 2009

Kiamat Tahun 2012 Dibantah

Rabu, 14 Oktober 2009 | 04:01 WIB

Apolinario Chile Pixtun bosan dihujani pertanyaan mengenai kalender Maya yang memperkirakan kiamat pada 21 Desember 2012. Menurut tetua Indian Maya itu, berita tersebut tidak benar. ”Saya kembali dari Inggris tahun lalu dan mereka membuat saya muak dengan hal itu.”

Keadaan bisa bertambah buruk baginya. Bulan depan film Hollywood berjudul 2012 akan diputar di bioskop, yang memperlihatkan gempa bumi, hujan meteor, dan sebuah tsunami mencampakkan sebuah kapal induk ke Gedung Putih.

Di Universitas Cornell, Ann Martin, yang mengelola situs internet Curious? Ask an Atronomer, mengatakan, orang- orang telah ketakutan.

”Sayang sekali bahwa kita mendapatkan e-mail dari siswa-siswa SD yang mengatakan bahwa mereka terlalu muda untuk mati,” kata Martin. ”Ada juga seorang ibu dua anak kecil yang takut dia tidak akan hidup untuk melihat mereka dewasa.”

Chile Pixtun, warga Guatemala, mengatakan, teori-teori hari kiamat itu datang dari gagasan Barat, bukan Maya.

Sebuah periode waktu yang penting bagi orang Maya memang berakhir pada tanggal itu, dan orang-orang telah menemukan serangkaian penjajaran astronomis yang menyebutkan pada tahun 2012 akan ada kejadian langka bagian dari siklus setiap 25.800 tahun.

Namun, sebagian besar ahli arkeologi, astronomi, dan suku India Maya mengatakan, satu-satunya yang mungkin akan menghantam Bumi adalah hujan filsafat New Age dan kabar angin soal kiamat di internet. Dengan kata lain, hari kiamat itu tidak benar.

Ramalan kiamat tahun 2012 terdengar seperti skenario kiamat yang bermunculan dalam beberapa dekade terakhir. Namun, ”ramalan” Maya ini agak lain karena disebutkan mempunyai beberapa dasar arkeologis.

Salah satu conrohnya adalah Monumen Enam. Monumen ini ditemukan di Meksiko selatan saat pembangunan jalan raya tahun 1960-an. Lapisan batu di monumen itu nyaris musnah. Sebagian besar situs itu tertutup aspal dan bagian-bagian dari batu itu telah dijarah.

Namun uniknya, ada bagian batu masih tersisa, yang mengandung padanan angka 2012. Pesan yang tertangkap pada lembar batu itu menyebutkan akan terjadi sesuatu pada tahun 2012. Perkiraan itu melibatkan Bolon Yokte, salah satu dewa Maya yang misterius yang dihubungkan dengan perang dan penciptaan. Erosi dan retakan pada batu itu membuat bagian akhir dari tulisan itu nyaris tak terbaca.

Ahli arkeologi Guillermo Bernal dari Universitas Otonomi Nasional Meksiko mengartikan bagian akhir tulisan yang sudah terkikis itu mungkin menyebutkan, ”Dia akan turun dari langit”.

Peradaban Maya mencapai puncak kejayaan dari periode tahun 300 Masehi sampai 900 Masehi. Mereka juga mengembangkan astronomi.

Kalender Hitungan Panjang milik Maya dimulai tahun 3114 sebelum Masehi. Kalender ini menandai siklus 394 tahunan sebagai Baktun. Angka tiga belas adalah angka penting dan sakral bagi Indian Maya. Suku ini memercayai Baktun ke-13 berakhir sekitar 21 Desember 2012.

Namun, ada yang mengatakan hal itu tidak menyimpulkan soal kiamat. ”Itu merupakan ulang tahun khusus soal penciptaan,” kata David Stuart, seorang spesialis epigrafi Maya dari Universitas Texas di Austin, AS. ”Orang Maya tidak pernah mengatakan dunia akan berakhir, tidak pernah mengatakan sesuatu yang buruk akan terjadi. Mereka hanya mencatat peringatan masa depan di Monumen Enam.”

Bernal mengatakan bahwa kiamat merupakan sebuah konsep ”yang sangat Barat, Kristen” yang diproyeksikan kepada orang Maya”.

Namun, sebagian orang mengatakan orang Maya mengetahui sebuah rahasia lain: poros Bumi bergoyang dan mengubah posisi bintang-bintang setiap tahun. Sekali dalam setiap setiap 25.800 tahun Matahari menjajarkan diri dengan pusat Bima Sakti. Ini sekaligus menandakan Matahari berada pada titik terendah di kaki langit. Itu akan terjadi pada 21 Desember 2012. Saat itu pula Matahari terbit di tempat yang sama dan pusat galaksi menjadi terang benderang.

Teori lain memang menyebutkan penjajaran itu atau gangguan magnetik bisa menimbulkan pergeseran kutub. Ilmuwan mengatakan, kutub-kutub mungkin bergeser satu derajat selama satu juta tahun. Namun, dikatakan juga, tak ada tanda-tanda itu akan terjadi pada tahun 2012.(AP/DI)
Sumber : cetak.kompas.com

Senin, 05 Oktober 2009

Amanat Bersama #IndonesiaUnite

Kami adalah generasi baru, pewaris sah Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kami adalah generasi baru, yang menolak untuk hidup dan tumbuh dengan rasa takut. Kami memilih menjadi pemberani.

Kami adalah generasi baru, yang percaya setiap kekerasan hanya akan melahirkan kekerasan baru. Karena itu, kami akan berusaha untuk memutus rantai kekerasan melalui karya kemanusiaan di mana pun kami berada.

Kami adalah generasi baru, yang percaya penuh dengan prinsip demokrasi, kemanusiaan, kesetaraan, dan saling menghormati. Karena itu, kami menolak segala bentuk diskriminasi.

Kami adalah generasi baru, yang akan membangun sebuah bangsa dan negara yang bermartabat dan terhormat, mampu mempersatukan Indonesia, melindungi hak-hak individu, berdiri di atas semua golongan, serta memuliakan manusia-manusia yang menjadi rakyatnya.

Vulgar! Tayangan Televisi Korban Gempa Sumbar

Minggu, 4 Oktober 2009 | 21:14 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com - Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Tengah mengimbau televisi untuk tidak menayangkan evakuasi korban gempa di Sumatra Barat secara vulgar, agar tidak menyalahi aturan penyiaran.

Anggota KPID Jateng, Najahan Musyafak di Semarang, Minggu (4/10) mengatakan, KPID Jateng maupun secara pribadi mendapat keluhan masyarakat tentang penayangan korban gempa secara vulgar atau terang-terangan.

"Saya kira korban gempa tidak harus diperlihatkan secara terang-terangan, seperti memperlihatkan mayat atau potongan organ tubuh yang tertimpa gempa tidak harus ditayangkan dengan jelas, karena berdampak pada trauma masyarakat," katanya.

Selain itu, televisi jangan mengeksploitasi korban gempa, seperti menyuruh korban menangis, meronta-ronta dan sebagainya. "Banyak pemisra televisi yang mengeluhkan tayangan itu. Saya berharap televisi juga tidak menayangkan mayat-mayat dengan jelas, ini membuat takut dan jijik para pemirsa," katanya.

Menurut dia, dalam Undang-undang No.32 tahun 2004 tentang Penyiaran dalam pasal 36, disebutkan televisi tidak boleh memperlihatkan tayangan-tayangan yang memiliki nilai eksploitasi.

Peraturan KPI nomor 03 Tahun 2007, tentang Standar Program Siaran (SPS) Pasal 30 menyebutkan, lembaga penyiaran agar membatasi gambar yang memperlihatkan korban bencana dengan memperhatikan dampak negatif seperti trauma.

Baik kepada keluarga korban atau penonton anak-anak, dan lain-lain. "Pasal 30 SPS mengatur agar gambar korban bencana disamarkan dan durasinya dibatasi," katanya.

Masih menurut Najahan, dalam Pasal 54 SPS dikatakan, dalam meliput dan atau menyiarkan program yang melibatkan pihak-pihak yang terkena tragedi bencana, lembaga penyiaran harus mempertimbangkan dampak peliputan bagi proses pemulihan korban dan keluarganya.

Serta tidak boleh menambah penderitaan ataupun trauma orang yang terkena musibah, dan atau orang yang sedang berduka, dengan cara memaksa, menekan korban dan/atau keluarganya untuk diwawancarai dan atau diambil gambarnya. "Yang harus dilakukan oleh peliput adalah menampilkan korban gempa secara manusiawi," katanya.

Pihaknya akan menghimpun keluhan-keluhan dari masyarakat tersebut, kemudian akan dirapatkan dan secara kelembagaan KPID untuk menegur media yang menayangkan korban gempa secara vulgar. "Dalam penayangan ada etikanya sendiri, tidak boleh berlebihan," katanya.
Sumber : kompas.com

Kamis, 10 September 2009

Tommy Maju Bukan karena Wangsit Pak Harto

Jakarta - Tommy Soeharto mengaku maju dalam bursa Ketua Umum Golkar karena ingin memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara. Bukan karena mendapat wangsit dari Soeharto atau atas anjuran guru spritualnya.

"Ah tidak ada, " ujar Tommy sambil memamerkan senyum khasnya.

Hal itu disampaikan Tommy dalam jumpa pers pencalonan dirinya menjadi calon ketua umum Golkar di Gedung Granadi, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Kamis (10/9/2009).

Tommy menjelaskan, tidak ada hal-hal spiritual yang menjadi latar belakang pencalonannya.

"Seperti yang saya katakan tadi motivasi saya maju adalah demi bangsa dan negara," tandasnya.
Sumber : detik.com

Minggu, 06 September 2009

Ini dia 45 nama calon menteri kabinet baru

Sabtu, 5 September 2009 | 09:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyusun kabinet pemerintahan yang baru untuk periode 2009-2014 sudah mendekati final, setelah SBY melakukan pembicaraan dengan sejumlah partai politik.

"Kabinet mendekati final. Pembicaraan dengan partai sudah selesai, tetapi penilaian terhadap menteri berprestasi pada kabinet kali ini juga menjadi pertimbangan SBY untuk menyusun kabinetnya," kata seorang yang dekat dengan SBY di Jakarta, Sabtu (5/9).

Menurut sumber itu, SBY telah melakukan pembicaraan dengan sejumlah partai politik termasuk dengan Partai Golkar, PDI-P, dan Gerindra untuk membentuk kabinet yang kuat secara kerja dan politik.

Menurut sumber itu, masuknya nama calon menteri dari Partai Golkar, PDI-P, dan Gerindra merupakan upaya SBY untuk menciptakan stabilitas politik di dalam dan di luar parlemen sehingga bisa menjadi sumber percepatan kebangkitan Indonesia.

"Partai yang memenuhi electoral threshold diberi kesempatan proporsional untuk bersama bekerja keras menuju Indonesia yang dicita-citakan. Selain itu juga untuk menciptakan persaingan yang normal antarpartai ke arah persaingan yang sehat untuk 2014," katanya.

Berikut ini nama-nama penggawa kabinet yang baru (isu):

Partai Golkar:

1. Agung Laksono
2. Muladi
3. Andi Mattalata
4. Erlangga Hartarto

PDI-P:

5. Pramono Anung
6. Puan Maharani

Partai Gerindra:

7. Prabowo Subianto

Wajah lama:

8. Purnomo Yusgiantoro
9. Bachtiar Chamsyah
10. Taufik Effendi
11. Hatta Rajasa
12. Mardiyanto
13. Hasan Wirajuda
14. Sri Mulyani Indrawati
15. Mari Elka Pangestu
16. Anton Apriyantono
17. MS Kaban
18. Jusman Syafei Djamal
19. Adhyaksa Dault
20. Fredy Numbery
21. Siti Fadillah Supari
22. Joko Kirmanto
23. Bambang Sudibyo
24. Jero Wacik
25. Meutia Hatta
26. Lukman Edy
27. Mohammad Nuh
28. Sofyan Jalil

Wajah baru:

29. Djoko Suyanto (mantan Panglima TNI)
30. Joyo Winoto (Kepala Badan Pertanahan Nasional)
31. MS Hidayat (Ketua Umum DPP Kadin)
32. Darwin Z Saleh (Ketua Bidang Ekonomi Partai Demokrat)
33. Soetanto (mantan Kapolri)
34. Hermanto Dardak (Dirjen Departemen PU)
35. Hidayat Nurwahid (PKS)
36. Muhaimin Iskandar (PKB)
37. Kurdi Mustofa (Staf Khusus Presiden)
38. Tifatul Sembiring (Presiden PKS)
39. Andi Arif (Sekjen Jaringan Nusantara)
40. Siti Nurbaya (Sekjen DPD)
41. Arif Afandi (Wakil Wali Kota Surabaya)
42. Velix Wanggai (tokoh Papua)
43. Andi Mallarangeng (Juru Bicara Presiden)
44. Roestanto Wahidi Dirdjojuwono (Partai Demokrat)
45. Cahyana Ahmad Djayadi (Dirjen Kominfo)

Jumat, 10 Juli 2009

Misteri Makam Michael Jackson

LOS ANGELES, KOMPAS.com — Setelah penghormatan terakhir untuk Michael Jackson di Staples Center, Los Angeles, berakhir, kini penggemar Jackson menghadapi misteri baru mengenai lokasi makam Jackson. Hingga Rabu (8/7), keluarga tak bersedia mengungkapkan informasi ini.

Sejumlah media lokal melaporkan peti jenazah Jackson itu ternyata tak kembali ke rumah duka Hollywood Hills. Karena tak jelas, banyak pihak yang kemudian yakin Jackson akan dimakamkan di Neverland Ranch.

Setelah prosesi di Staples Center, semua anggota keluarga Jackson menuju ke hotel berbintang lima Beverly Hills untuk makan siang. Namun, sampai saat ini media massa tak tahu dibawa ke mana peti jenazah Jackson yang terbuat dari emas 14 karat itu.

Banyak spekulasi beredar, termasuk lokasi makam Jackson di Forest Lawn yang menjadi lokasi makam bagi sejumlah aktor, musisi, dan tokoh terkenal, seperti Bette Davis dan Andy Gibb. Sebagian orang yakin Jackson dimakamkan di pemakaman Forest Lawn karena neneknya, Martha Bridges, juga dimakamkan di sana, yang memiliki pemandangan San Fransisco Valley serta dekat studio Warner Bros dan Walt Disney.

Pekan lalu keluarga Jackson mengutarakan rencana menggelar ”rumah terbuka” bagi yang ingin melihat jenazah Jackson di kediamannya. Namun, keluarga Jackson belum memutuskan hal itu. Dalam wawancara dengan televisi NBC, Jermaine Jackson menyebutkan, Neverland akan menjadi peristirahatan terakhir bagi adiknya. ”Ini rumah yang ia bangun. Kenapa ia tidak dimakamkan di sini saja. Saya merasa ia masih di sini. Michael membangun rumah ini dengan penuh cinta. Anda bisa merasakannya,” ujarnya.

Penyebab kematian

Surat kematian Jackson sudah diterbitkan, tetapi tidak tertulis penyebab kematiannya. Pasalnya, sampai saat ini penyelidik masih menganalisis otak Jackson. Wakil Kepala Koroner Ed Winter menyebutkan, otak Jackson atau setidaknya sebagian kecil dari otak Jackson masih disimpan penyelidik dan akan dikembalikan ke keluarga Jackson setelah pemeriksaan saraf usai.

Winter mengakui tidak lazim menyimpan otak atau sampel dari otak seperti itu. Biasanya pihak keluarga menunda pemakaman hingga sampel itu dikembalikan. ”Sejauh yang saya tahu, keluarga Jackson belum berencana memakamkan jenazah Jackson,” kata Winter. Dalam surat kematian itu tidak disebutkan rencana lokasi pemakaman Jackson. (REUTERS/AFP/AP/LUK)

Sumber : kompas.com

Kamis, 09 Juli 2009

SBY Jangan Cuma Lanjutkan, Tapi Lebih Cepat Lebih Baik Pilih Menteri

Jakarta - Capres Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diminta segera memilih siapa-siapa yang akan menjadi pembantunya dalam kaninet mendatang. Lebih cepat menemukan figur yang cocok, dianggap lebih baik.

"Iya dong harus cepat. Sebab bagaimana pun, masyarakat butuh kepastian dan kecepatan. Setelah dipilih dan menang secara mutlak, harus diikuti dengan langkah-langkah cepat," kata pengamat politik dari LIPI, Syamsudin Haris kepada detikcom, Kamis (9/7/2009).

Langkah cepat tersebut, menurut Syamsudin bukan cuma dalam pemilihan figur menteri, tapi juga cepat menuntaskan agenda pemerintahan ke depan. Sehingga program-program baru yang akan dilakukan tidak terkendala oleh PR pemerintahan sebelumnya.

"Langkah-langkah cepat itu bukan hanya dalam konteks kabinet, tapi cepat untuk menuntaskan agenda pemerintah," imbuhnya.

Syamsudin juga meminta agar SBY tidak segan-segan melanjutkan para menteri yang duduk di Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) untuk masuk lagi ke kabinet selanjutnya, dengan catatan memiliki kemampuan baik. Namun jika menteri yang bersangkutan mempunyai masalah atau tidak paham dengan apa yang harus dia kerjakan, mendingan SBY memilih figur lain. "Ada beberapa yang masih layak, terutama yang profesional," jelasnya.

Dia menambahkan komposisi antara menteri profesional dan menteri yang berasal dari partai harusnya 70 persen banding 30 persen. Hal ini dimaksudkan agar mayoritas menteri paham akan tugas yang akan mereka kerjakan dan bisa membantu SBY lima tahun ke depan dengan baik. "Idealnya 70:30 persen," ujarnya singkat.

Sumber: detik.com

Kamis, 25 Juni 2009

Transformers 2: Ketika The Fallen Turun ke Bumi


Sangat menegangkan dan penuh ledakan rasanya itu ungkapan yang tepat untuk menggambarkan 'Transformers: Revenge of the Fallen'. Dijamin, Optimus Prime Cs akan membuat adrenalin Anda terpacu selama 147 menit.

Michael Bay, sang sutradara membuka 'Transformers: Revenge of the Fallen' dengan adegan sekelompok robot Transformers membangun sebuah mesin raksasa di bumi pada 17 ribu SM. Adegan tersebut merupakan petunjuk untuk memudahkan Anda mengikuti alur film ini.

Adegan dilanjutkan ke masa kini, ketika Autobots dan tentara Amerika Serikat bergabung membentuk NEST. Organisasi rahasia itu bertugas untuk memburu sisa pasukan Decepticon yang bersembunyi.

Suatu saat, NEST berhasil menemukan beberapa Decepticon di Shanghai, Cina yaitu Sideways dan Demolishor yang berukuran besar. Tanpa menemui kendala, Optimus Cs pun berhasil menghancurkan dua Decepticon tersebut. Namun sebelum dibunuh, Demolishor sempat mengatakan sesuatu kepada Optimus. "The Fallen akan bangkit," ujar Demolishor.

Di tempat lain, Sam Witwicky (Shia LaBeouf) sedang bersiap pindah ke asrama untuk melanjutkan studinya ke bangku kuliah. Namun ketika berkemas-kemas, Sam menemukan potongan kecil the AllSpark, benda berbentuk kubus yang muncul di film pertama 'Transformers,' pada jaketnya.

Secara tidak sengaja, Sam menyentuhnya. Secara tiba-tiba, benda itu langsung merasuki pikiran Sam dengan kode-kode misterius Cybertronian kuno. Nah, mulai dari situ adegan-adegan seru dan menegangkan mengalir deras.

'Transformers: Revenge of the Fallen' menampilkan lebih banyak robot. Ada 30 lebih robot beraksi di film yang juga digarap oleh Steven Spielberg. Salah satu robot yang dinanti kehadirannya yaitu, Devastator atau yang lebih dikenal dengan nama The Constructicons.

Memang tidak mengherankan jika Shia LaBeouf dan Megan Fox sering mengalami cedera saat menggarap film ini. 'Transformers: Revenge of the Fallen' sarat dengan ledakan-ledakan berskala besar.

Visual efek film ini tidak perlu diragukan lagi kualitasnya dan patut mendapat acungan dua jempol. Autobot maupun Decepticon terlihat sangat detail, gerakannya pun sempurna tanpa cacat.

Selain visual efek dan sebagainya, aktor-aktris film ini patut mendapat sorotan. Apalagi penampilan seksi Megan Fox sebagai gula-gula mampu jadi daya tarik tambahan untuk 'Transformers: Revenge of the Fallen'.

So tunggu apalagi? Yuk, nonton 'Transformers: Revenge of the Fallen'!

Sumber : detik.com

Michael Jackson Meninggal Dunia!

Bintang pop Michael Jackson (50) resmi dinyatakan meninggal dunia. Namun penyebab kematiannya belum bisa dipastikan. Perlu dilakukan otopsi.

Seperti diberitakan Reuters, Kamis (25/6/2009), dokter koronoer di Rumah Sakit Los Angeles Fred Corral menyatakan, otopsi akan dilakukan hari ini, Jumat 26 Juni. Jacko resmo dinyatakan meninggal pada pukul 2.26 waktu setempat.

Sebelumnya, bintang yang sempat digosipkan dengan berbagai skandal ini, dilarikan ke rumah sakit karena mengalami serangan jantung. Bahkan, beberapa media lokal mengungkapkan, Michael sudah tidak bernafas saat dibawa dalam ambulans.

Kematian Jacko yang begitu mendadak, membuat banyak pihak tersentak. Bahkan ratusan penggemarnya kini telah menanti di luar rumah sakit untuk menyaksikan bintang kesayangannya terakhir kali.

"Untuk Michael, yang dipanggil sangat mendadak dan dalam usia yang muda. Saya tidak bisa berkata-kata, saya kehilangan adik hari ini, dan bagian dari jiwaku bersamamu," kata sahabat dekat Michael Quincy Jones.

Sumber : Detik.com

Megawati Gotong Royong, SBY Lebih Tepat Lebih Baik, JK Siap Melanjutkan

JAKARTA, KOMPAS.com — Sambutan penutup dalam debat capres kedua menjadi kesempatan bagi ketiga calon presiden untuk berkampanye. Hanya Megawati Soekarnoputri yang tidak melontarkan slogan khasnya, sedangkan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla saling beradu slogan.

Sesuai dengan tema perdebatan soal mengatasi pengangguran dan kemiskinan, Megawati mengatakan hal tersebut hanya dapat diatasi dengan gotong royong.

SBY malah memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengeluarkan slogan baru. "Lebih tepat, lebih baik, lebih amanah untuk bekerja bagi seluruh rakyat Indonesia," katanya berapi-api.

Bahkan, ia sempat mengingatkan agar pendukungnya jangan lupa memilih pasangan SBY-Boediono. "Jangan lupa 8 Juli pilih nomor 2," ujarnya.

Adapun Jusuf Kalla tetap tak melupakan untuk mengatakan slogannya "Lebih Cepat Lebih Baik." Bahkan, ia tidak lupa menyelipkan tambahan, "Kalau terpilih, saya siap melanjutkan."

Sumber : kompas.com

Megawati Gotong Royong, SBY Lebih Tepat Lebih Baik, JK Siap Melanjutkan

JAKARTA, KOMPAS.com — Sambutan penutup dalam debat capres kedua menjadi kesempatan bagi ketiga calon presiden untuk berkampanye. Hanya Megawati Soekarnoputri yang tidak melontarkan slogan khasnya, sedangkan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla saling beradu slogan.

Sesuai dengan tema perdebatan soal mengatasi pengangguran dan kemiskinan, Megawati mengatakan hal tersebut hanya dapat diatasi dengan gotong royong.

SBY malah memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengeluarkan slogan baru. "Lebih tepat, lebih baik, lebih amanah untuk bekerja bagi seluruh rakyat Indonesia," katanya berapi-api.

Bahkan, ia sempat mengingatkan agar pendukungnya jangan lupa memilih pasangan SBY-Boediono. "Jangan lupa 8 Juli pilih nomor 2," ujarnya.

Adapun Jusuf Kalla tetap tak melupakan untuk mengatakan slogannya "Lebih Cepat Lebih Baik." Bahkan, ia tidak lupa menyelipkan tambahan, "Kalau terpilih, saya siap melanjutkan."

Sumber : kompas.com

Kritikan JK Dinilai Elegan dan Mengena

Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary

JAKARTA, KOMPAS.com — Jalannya debat capres putaran kedua yang berlangsung di studio MetroTV, Jakarta, Kamis (25/6) malam ini, terasa lebih hidup dibandingkan debat pertama pekan lalu.

Antarcapres, terutama Jusuf Kalla dan Susilo Bambang Yudhoyono, sudah mulai berani saling "menyerang" secara terbuka. Sindiran dan serangan dimulai oleh JK terhadap SBY. Kritikan JK dinilai dilayangkan secara elegan dan cukup mengena.

"Sejauh ini pertarungan sengit terjadi antara SBY dan JK. JK sejak awal menyindir SBY, tapi kritikan JK sangat elegan dan mengena," kata pengamat politik Burhanuddin Muhtadi, di sela-sela berlangsungnya debat capres, kepada Kompas.com.

Penampilan ketiga kandidat, dalam analisisnya, mulai menunjukkan perbedaan satu sama lain. Meskipun, capres PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, masih menguraikan hal-hal yang bersifat normatif dan flashback ke masa lampau. "SBY sistematis dan artikulatif serta meladeni serangan JK. JK tak kalah argumentatif, eksploratif serta mampu menekankan diferensiasi dengan SBY," ujar Burhanuddin.

Sumber : kompas.com

JK Klaim BLT Ciptaannya

akarta - Debat Capres II makin "panas". Ketika menjawab soal Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang dilontarkan moderator, capres JK dan SBY saling sindir. JK mengklaim BLT adalah ciptaannya.

"Tidak bisa subsidi dihilangkan tetapi subsidi yang tidak tepat kita hilangkan," ujar SBY dalam Debat Capres II, di Studio MetroTV, Kedoya, Jakarta Barat, Kamis (25/6/2009).

JK yang mendapat kesempatan bicara selanjutnya pun tak mau kalah. Menurutnya BLT memang tidak perlu distop dan tetap dilanjutkan.

"Subsidi tentu tetap diberikan. Yang penting tidak mengurangi objek subsidinya. Itulah pentingnya lebih cepat lebih baik," ujar JK.

"BLT perlu. Dengan kita beri uang Rp 200 ribu mudah-mudahan bisa beli," tambah JK.

JK pun mengatakan bahwa BLT itu adalah konsep yang ditelurkannya. "Saya yang karang malam itu," selorohnya.
( Rez / lih )

SBY-JK Ribut Soal Mie Instant

Jakarta - Debat capres mulai panas. SBY dan JK mulai saling sindir, sekalipun baru masalah mie isntant. Keduanya berbeda pandangan tentang eksport-import gandum.

"Kalau kita impor banyak gandum untuk Indomie gimana mau ekspor banyak gandum," tutur JK, memulai perdebatan dalam debat capres kedua pilrpes 2009 di Studio MetroTV, Kedoya, Jakarta Barat, Kamis (25/6/2009).

Mendengar sindiran JK, SBY pun angkat bicara. Menurut SBY bahan baku Indomie tidak sepenuhnya berasal dari gandum import. SBY berdalih, bahan dasarnya sudah dicampur dengan gandum alternatif produk lokal.

" Mie instant yang dimakan Pak Jusuf Kalla mungkin hanya yang berbahan dasar gandum, tapi kalau yang saya makan sudah mengandung sagu, singkong, dan sukun," bantah SBY.

SBY pun kembali mengklaim keberhasilannya mensejahterakan petani. "Petani sagu, sukun, dan singkongpun bisa tumbuh dengan baik," tegasnya. ( van / Rez )

sumber : detik.com

Selasa, 23 Juni 2009

Pengamat: Debat Malam Ini Milik Wiranto

VIVAnews - Debat calon wakil presiden malam ini dinilai lebih berani dan agresif dibanding debat calon presiden. Prabowo Subianto dan Boediono dinilai tidak fokus dan terlalu rumit menjelaskan setiap pertanyaan. Tetapi beda dengan Wiranto.

"Malam ini miliknya Wiranto," kata pengamat politik yang juga Direktur Reform Institute, Yudi Latif, dalam keterangan kepada VIVAnews melalui telepon, Selasa, 23 Juni 2009.

Menurut Yudi, Wiranto terlihat lebih santai dan menjawab pertanyaan dengan tepat sasaran. Wiranto tidak melulu menjawab pertanyaan moderator, Komaruddin Hidayat, secara rumit seperti Boediono.

"Wiranto juga bisa memasukkan beberapa solusi teknis. Seperti saat menjawab soal kecelakaan transportasi yang dikatakan harus ada tanggungjawab institusi dan sebagainya," ujar dia.

Yudi menilai, Prabowo kerap menjawab pertanyaan dengan sapuan besar. Semua pertanyaan selalu dijawab Prabowo berdasarkan paradigma perubahan ekonomi secara keseluruhan.

"Konsistensi itu memang sangat penting. Tapi sering kali, itu dapat menimbulkan resiko kehilangan soal detail. Karena tidak elaboratif dan jangkauannya terlalu besar," kata Yudi.

Untuk Boediono, Yudi menilai karena berlatar belakang sebagai seorang akademisi, mantan Gubernur Bank Indonesia itu sering memberikan jawaban yang kompleks. Hal itu disebabkan karena Boediono memiliki latar belakang akademisi yang kuat.

"Perlu ada kelugasan. Kalau menjelaskan terlalu maka kehilangan posisi dalam isu itu. Karakter akademisi adalah tidak mau menurunkan level cara berpikir. Karena, akademisi itu biasanya tahu satu persoalan secara kompleks," kata pengamat politik lulusan The Australian National University, Australia ini.

Michael Bay Ogah Garap Film Transformers 3


Siapakah yang berada di balik kesuksesan film ‘Transformers’? Pastinya, sang sutradara yang ciamik Michael Bay. Baru-baru ini tersiar kabar mengejutkan kalau Michael emoh untuk menggarap film ketiga ‘Transformers’.

Seperti dikutip dari WENN, Jumat (19/6/2009), ‘Transformers: Revenge of the Fallen’ sepertinya akan jadi film terakhir Michael Bay. Menurutnya, sudah waktunya dirinya mundur dari dunia ‘Transformers’.

“Sudah tiga setengah tahun saya menghabiskan waktu untuk menggarap film ini. Sepertinya sudah cukup dengan ‘Transformers’,” ujar sutradara ‘Bad Boys’ tersebut.

Michael juga mengaku letih jika harus terus-terusan menggarap film aksi seperti ‘Transformers’. “Saya ingin melakukan sesuatu yang berbeda, sesuatu yang tanpa ledakan,” jelasnya.

Michael mengungkapkan pihak studio memang memiliki rencana untuk menggarap ‘Transformers 3′. Bahkan sudah tersiar kabar film tersbut akan rilis pada 2011 mendatang.

Michael mengawali karirnya sebagai sutradara lewat video Playboy, yang menampilkan model Kerri Kendal sebagai bintang utamanya pada 1990 silam. Kemudian berturut-turut ia menggarap film aksi yang cukup sukses di box office. Di antaranya, ‘Bad Boys’, The Rock’, ‘Armageddon’, ‘Pearl Harbor’ dan dua film ‘Tranformers’.

Sumber : http://www.filmpendek.com/michael-bay-ogah-garap-film-transformers-3/3161

Prabowo Agresif, Boediono Defensif, Wiranto Persuasif

Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary

JAKARTA, KOMPAS.com — Debat calon wakil presiden, Prabowo Subianto, Boediono, dan Wiranto, diharapkan berlangsung lebih seru dibandingkan debat capres pekan lalu. Melihat karakter masing-masing calon, pengamat politik yang juga peneliti senior Lembaga Survei Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, berpendapat, ketiganya akan tampil dengan gaya yang berbeda satu sama lain.

Dari sisi greget, ia memprediksi debat cawapres akan lebih hidup dan panas. "Karena Prabowo akan lebih agresif menyerang Boediono yang dituding reseptif terhadap nilai-nilai asing," kata Burhanuddin kepada Kompas.com, Selasa (23/6).

Tema debat seputar jati diri bangsa menurutnya akan diperluas Prabowo untuk menarik garis sejauh mana globalisasi dan neolib merusak karakter bangsa dari segala sisi.

Wiranto, menurutnya, akan lebih menekankan pada aspek bagaimana membangun kemandirian bangsa dengan bertumpu pada nilai-nilai ke-Indonesiaan.

Bagaimana dengan Boediono? "Boediono akan dipaksa defensif," ujarnya.

Namun, Burhanuddin mengingatkan Prabowo dan Wiranto agar tidak menjadikan Boediono sebagai "sasaran tembak". "Hati-hati terhadap kemungkinan menjadikan Boediono sebagai sasaran bersama karena bisa menimbulkan efek melodramatik," kata Burhanuddin.

Diluar jati diri bangsa, ia memprediksi, tema lain yang kemungkinan akan dielaborasi, di antaranya mengenai NKRI, pendidikan, sosial keagamaan, dan budaya.

Sumber : kompas.com

Cawapres Lebih Berani Menunjukkan Diferensiasi

Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary

JAKARTA, KOMPAS.com — Debat cawapres sudah berjalan dua sesi. Pengamat politik yang juga peneliti senior Lembaga Survei Indonesia (LSI), Burhanuddin Muhtadi, menilai, debat berjalan sesuai ekspektasi publik. Para cawapres, menurutnya, lebih berani menunjukkan perbedaan.

"Sejauh ini debat berjalan sesuai ekspektasi publik, lebih seru, dan terjadi diferensiasi yang tegas di antara ketiga cawapres," kata Burhanuddin, dalam pesan singkatnya kepada Kompas.com, di sela-sela berlangsungnya debat, Selasa (23/6) malam.

Dari sisi penyampaian visi, Prabowo menurutnya langsung 'tancap gas' dengan menyerang pilihan kebijakan ekonomi. "Sayang, Prabowo 'gagal' mengaitkan dengan jati diri bangsa. Ukuran yang dipakai Prabowo terlalu materialistik karena jati diri bangsa tidak bisa dihitung dari indikator-indikator material saja," kata dia.

Boediono dinilai lebih komprehensif dalam mengulas kaitan karakter bangsa dan mampu mengaitkan slogan pemerintahan bersih dengan agenda-agenda ekonomi dan penegakan hukum. "Kelemahan Boediono terlalu sering membaca 'contekan'," kata Burhan.

Adapun Wiranto, meski sempat keseleo menyebut Boediono dengan SBY, dinilai mampu tampil lebih baik dengan menarik amanat Sumpah Pemuda sebagai pemersatu bangsa.
Sumber : kompas.com

Paparkan Kemiskinan, Prabowo Pamerkan Uang Rp 20 Ribu

Jakarta - Cawapres Prabowo memaparkan visi misi menyangkut pembangunan diri bangsa. Menurut Prabowo, pembangunan jati diri tidak akan berhasil tanpa pembangunan ekonomi. Saat memaparkan soal kemiskinan, Prabowo menunjukkan selembar uang Rp 20 ribu.

"Cita-cita kita ingin membangun masyarakat yang merdeka, berdaulat, adil, dan makmur. Tidak ada jati diri bngsa yang bisa lepas dari kemakmuran. Bila miskin bangsa itu akan punya jati diri lemah," kata Prabowo dalam debat cawapres di Studio SCTV, Senayan City, Jakarta Selatan, Selasa (23/6/2009).

Prabowo prihatin bangsa yang telah merdeka secara politik selama 64 tahun ini masih ditinggali oleh sekian banyak orang miskin. Berdasarkan standar Bank Dunia, kata Prabowo, hampir 50 persen penduduk Indonesia, yakni 115 juta orang, hidup dengan kurang dari Rp 20 ribu per hari.

"Mereka hidup dengan kurang dari Rp 20 ribu," tegas Prabowo seraya mengeluarkan selembar uang Rp 20 ribu dari saku kemeja batiknya dan membebernya ke arah hadirin.

"Kalau di Senayan City, 1 cangkir saja tidak bisa kita beli," imbuh mantan Pangkostrad ini dengan penuh semangat.

Dia mengatakan, kekayaan Indonesia selama ini terus mengalir keluar dan tidak dinikmati oleh bangsa sendiri. Jika itu tidak dihentikan, Prabowo yakin pembangunan jati diri bangsa akan gagal.

"Tidak bisa kita membangun jati diri tanpa menyelesaikan masalah kunci, yakni menyelamatkan kekayaan agar tidak bocor ke luar negeri," tegasnya.

Untuk mewujudkan itu, Prabowo bersama Mega berjanji menerapkan ekonomi kerakyatan. Dengan ekonomi kerakyatan, kekayaan Indonesia bakal dinikmati seluruh masyarakat secara merata, tidak hanya oleh segelintir orang yang diuntungkan dengan sistem. ( sho / nrl )

Sumber : detik.com

Senin, 22 Juni 2009

Giliran Cawapres yang Berdebat Malam Ini

akarta - Setelah debat capres yang digelar pekan lalu, kini giliran para cawapres yang berdebat. Tema debat untuk para cawapres kali ini adalah "Pembangunan Jati Diri Bangsa".

Debat digelar Selasa (23/6/2009) pukul 19.00-21.00 WIB di Studio SCTV, di Senayan City, Jakarta Selatan. Tampil sebagai moderator adalah Rektor UIN Syarif Hidayatullah Prof Dr Komarudin Hidayat.

Seperti sebelumnya, alokasi waktu untuk tiap debat adalah 2x60 menit dengan konten debat 90 menit. Rinciannya, pemaparan visi, misi, dan program kandidat selama 7-10 menit, pertanyaan pendalaman oleh moderator dan jawaban kandidat selama 30 menit, dan pertanyaan dan jawaban antarkandidat 30 menit.

Sayangnya, debat tidak akan jauh berbeda dengan debat capres yang digelar pada Kamis 18 Juni lalu. Para cawapres Prabowo Subianto, Boediono, dan Wiranto tidak akan mungkin saling beradu argumen. Pemaparan visi dan misi dan menjawab pertanyaan lebih diutamakan.
( ndr )
Sumber : detik.com

Ubah Format Debat Capres

Jakarta, Kompas - Komisi Pemilihan Umum didesak mengubah format debat calon presiden dan calon wakil presiden menjadi lebih bermakna dan bermanfaat bagi masyarakat. Selasa (23/6) malam ini, rencananya KPU menggelar debat calon wakil presiden untuk putaran pertama.

Tema debat calon wakil presiden kali ini adalah ”Pembangunan Jati Diri Bangsa”. Moderator debat itu adalah Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Komaruddin Hidayat.

Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti, Senin (22/6) di Jakarta, menuturkan, KPU harus mengubah format debat calon presiden-cawapres dengan memberikan kesempatan yang luas kepada tiga pasangan calon untuk saling mengonfirmasi, menegasi, membuka info baru, atau memberikan wacana perbedaan. Selain itu, dalam debat diharapkan adanya eksplorasi atas kemungkinan atau kebenaran visi, misi, dan program calon.

”Sebuah debat itu justru membenturkan ide dengan ide lain. Tujuannya untuk mengungkapkan kebenaran di antara ide yang berlainan itu. Seharusnya para capres yang lebih banyak bertindak di forum debat. Moderator cukup menjadi pemancing isu untuk kemudian membiarkan calon membincangkan isu itu dari sudut pandang masing-masing,” ungkap Ray.

Di Kantor KPU, Jakarta, Senin, anggota KPU, Endang Sulastri, dan Komaruddin bertemu dengan tim kampanye ketiga pasangan capres-cawapres. Sesuai Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 dalam penjelasan Pasal 39 Ayat (3), format debat dan moderator harus mendapat persetujuan dari pasangan calon peserta debat.

Endang mengemukakan, dalam debat cawapres akan ada perubahan, misalnya tentang penyampaian visi-misi diubah menjadi tujuh menit untuk setiap calon. Sebelumnya, dalam debat capres lalu, penyampaian visi misi selama 10 menit untuk satu calon, dan hal itu dinilai terlalu lama. Waktu yang ada dapat dimanfaatkan untuk pertanyaan kepada calon.

”Selain itu, dalam segmen pertanyaan yang ditujukan kepada setiap kandidat, bila selesai dijawab, akan dilanjutkan dengan pertanyaan lain sehingga tidak terpenggal-penggal. Pertanyaan tergantung moderator karena mereka yang membuatnya,” kata Endang.

Endang menambahkan, debat capres sebelumnya sudah bagus karena berlangsung dengan kesantunan. ”Kalau memang calon tidak mau menentang satu sama lain, kita mau bagaimana? Sekarang bukan zamannya lagi debat untuk saling bertentangan,” tandasnya.

Wakil Deputi Operasional Pemenangan Kampanye Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono- Boediono, Milton Pakpahan, menyatakan, dalam debat capres tidak bisa ada ”debat kusir” karena semua calon harus menjaga adat ketimuran. ”Kita ini satu keluarga. Kalau di level tim kampanye tidak apa-apa saling mendebat, tetapi kalau ketiga kandidat, tak bisa,” ujarnya.

Juru Bicara pasangan M Jusuf Kalla-Wiranto, Indra J Piliang, mengatakan, debat capres dan cawapres adalah debat negarawan, bukan debat level manajer yang mengambil keputusan teknis. Dalam debat capres sebelumnya tak terlihat presiden sebagai kepala negara, tetapi lebih terlihat sebagai kepala pemerintahan.

”Penampilan para capres seperti manajer saja,” kata Indra. Misalnya, masalah tenaga kerja Indonesia bisa dijawab tim yang mewakili capres. (sie)

Sumber : kompas.com

Minggu, 21 Juni 2009

Search Upload * Upload Video File * Record from Webcam Watch this video in a new window Chevy shows off Transformers: Revenge of the Fallen

Contreng Pilpres Lebih Mudah Dibanding Pileg

Jakarta - Minggu 21 Juni kemarin, KPU menggelar simulasi pencontrengan Pilpres di Cilincing, Jakarta Utara, yang diikuti oleh ratusan warga dan para penyandang cacat. Rata-rata, para peserta simulasi merasakan mencontreng untuk pilpres lebih mudah dibandingkan Pileg.

"Lebih mudah yang ini, karena dikit. Saya hanya butuh dua menit di dalam bilik," ujar Jiah (32), warga RW 3.

Beberapa warga mengatakan, ukuran surat suara yang lebih kecil dan foto calon yang tidak banyak membuat mereka lebih mudah dalam melakukan pencontrengan.

Sebagian juga telah mengetahui bahwa untuk pilpres mendatang diwajibkan untuk mencontreng hanya satu kali. Tidak seperti pileg yang lalu dimana mencontreng dua kali dianggap sah.

"Tidak ada masalah, saya mencontreng satu kali di foto calon. Saya tahu mencontreng satu kali dari televisi, di kelurahan juga diberi tahu," kata T Shaleh (64), warga Kalibaru.

Para penyandang cacat juga mengatakan contreng Pilpres lebih mudah dilakukan, karena surat suara dan template yang digunakan tidak terlalu besar.

"Tidak seperti pileg kemarin, saya kesulitan karena surat suara dan template
terlalu besar sedangkan bilik suara kecil. Jadi butuh waktu 7-10 menit dalam
bilik. Kalau sekarang hanya 5 menit," jelas Daid Arifin (33), warga Sunter,
penyandang tuna netra yang juga mengikuti simulasi ini.

Daid menambahkan, para penyandang tuna netra diberitahu oleh PERTUNI (Persatuan Tuna Netra Indonesia) untuk mengikuti simulasi. Supaya saat Pilpres 8 Juli mendatang, mereka tidak mengalami kesulitan dalam mencontreng.

Terkait masalah template, anggota KPU Endang Sulastri yang juga menangani Divisi Sosialisasi Pilpres mengatakan, sosialisasi template masih kurang. Sebabnya, banyak yang belum mengetahui bahwa terdapat lubang sebagai tempat tanda contreng dibubuhkan.

"Untuk template perlu sosialisasi lagi, teman-teman ada yang belum tahu bahwa pada template ada lubang untuk melakukan pencontrengan. Tadi banyak yang hanya membubuhkan garis lurus, meskipun tetap sah tetapi jauh lebih baik kalau mereka bisa memberikan tanda contreng," terangnya.

Sumber : detik.com

Beberapa Catatan Masalah buat DKI

Kemacetan, banjir, serta perbaikan dan pembangunan infrastruktur publik yang belum optimal merupakan persoalan mendasar yang mendesak dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Apabila penanganan masalah akut ini tidak diprioritaskan, dalam lima tahun mendatang Jakarta menghadapi masalah lalu lintas dan inefisiensi luar biasa.

Jakarta akan semakin semrawut sehingga akses lalu lintas dari dan ke sejumlah pusat ekonomi di beberapa wilayah di Jakarta terancam stagnan. Jika ini terjadi, kerugian Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak saja sebatas inefisiensi dan menurunnya tingkat produktivitas, tetapi juga hilangnya peluang meraup nilai ekonomis yang jauh lebih besar sebagai kota jasa, konvensi, wisata, dan kuliner.

Oleh sebab itu, penataan sistem transportasi kota dan penanganan banjir tahunan harus menjadi prioritas bagi pemerintahan Bang Foke, panggilan Fauzi Bowo, dalam kondisi yang ada saat ini. Langkah awal yang harus dilakukan adalah mengoptimalkan peningkatan aksesibilitas transportasi bus transjakarta.

Pemprov DKI, misalnya, membuat kebijakan strategis yang memungkinkan berbagai pihak terkait menambah armada bus transjakarta; meningkatkan kualitas infrastruktur bus transjakarta sehingga waktu tunggu dan interkoneksi setiap koridor optimal; dan membuka tender untuk setiap koridor secara transparan, menyangkut tarif maupun cara pengadaan armada.

Langkah ini akan menjadi titik awal bagi Pemprov DKI untuk menghindari, minimal menekan, peluang kolusi antara birokrat dan pemodal untuk mendapatkan bisnis di sektor angkutan umum tersebut. Pada saat yang sama Pemprov juga akan terhindar dari tindak akal-akalan pengusaha angkutan yang hanya bermodal surat tender alias untuk mengadakan bus yang didanai kredit Bank DKI.

Di sisi lain, Pemprov DKI menata kembali sistem operasional berbagai angkutan umum nonbus transjakarta yang tidak efisien, agar tidak terjadi tumpang tindih jalur antara mikrolet, bus sedang, dan bus besar. Pemprov pun harus menata jumlah armada di setiap jalur dan menekan pejabat terkait untuk tidak menerbitkan izin kendaraan umum baru yang bertujuan mendapatkan keuntungan pribadi.

Pada saat yang sama petugas gabungan di setiap titik atau simpul utama kemacetan yang menuju ke pusat aktivitas diefektifkan agar tak ada terminal bayangan atau penumpukan angkutan umum yang memicu kemacetan hebat. Penanganan itu hanya dilakukan saat puncak aktivitas, pukul 06.30-09.00 dan pukul 17.00-20.00.

Dengan demikian, upaya untuk memindahkan penumpang kendaraan pribadi ke angkutan massal itu lebih mudah dilakukan. Beban akibat meningkatnya jumlah kendaraan di jalan raya menjadi berkurang. Pemeliharaan jauh lebih mudah dilakukan dan murah.

Masalah banjir

Demikian juga penanganan banjir. Pembangunan kanal timur maupun barat harus segera diselesaikan. Pembebasan lahan harus segera dilakukan melalui koridor hukum sehingga tidak menimbulkan konflik dengan pemilik lahan. Tentunya dengan konsep saling menguntungkan.

Pemprov DKI juga harus berani dan konsisten menertibkan lahan di sepanjang bantaran maupun lahan terbuka hijau yang diokupasi baik oleh warga ilegal maupun legal. Di samping untuk kepentingan keindahan kota, upaya ini juga harus dilakukan untuk menekan hilangnya daerah resapan maupun lokasi sampah rumah tangga di sepanjang bantaran kali.

Upaya Pemprov DKI untuk menekan jumlah penderita demam berdarah dengue, cikungunya, dan diare belum optimal. Setiap tahun jumlah penderita masih tinggi, meskipun beberapa indikator terkait penyakit menular menunjukkan hal yang positif. Angka penderita DBD dari 356 orang per 100.000 penduduk menjadi 317 orang per 100.000 penduduk. Angka kematian akibat DBD menurun dari 0,28 persen pada tahun 2007 menjadi 0,09 persen pada tahun 2008. Meski demikian, tetap saja angka penderita DBD, cikungunya, atau diare setiap tahunnya di Jakarta masih tinggi. Oleh sebab itu, tetap harus ada prioritas untuk menekan angka penderita penyakit tropis.

Upaya di sektor pendidikan, meski ada upaya untuk meningkatkan perbaikan infrastruktur dan pemberian biaya operasional sekolah, juga jauh dari memadai. Masih banyak gedung sekolah rusak yang membutuhkan rehabilitasi.

Kondisi itu disebabkan oleh terbatasnya anggaran sehingga rehabilitasi pun terbatas. Masih banyak sekolah rusak belum tersentuh. Kalaupun dilakukan perbaikan, itu hanya dalam skala minimal. Tidak semua sekolah mendapatkan fasilitas memadai, baik perpustakaan maupun laboratorium.

Sekolah yang ada masih sebatas formalitas, meski upaya untuk menuju ke sekolah unggulan terus dilakukan, seperti pembangunan sekolah MH Thamrin. Sekolah unggulan ini diciptakan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang memadai, tetapi jumlahnya masih terbatas. Minimal Pemprov membangun sekolah MH Thamrin di lima wilayah kota. (AST)
Sumber : kompas.com

Kamis, 18 Juni 2009

Debat Tanpa Perdebatan

Jakarta, Kompas - Perdebatan antarcalon presiden justru tidak muncul dalam acara debat calon presiden yang berlangsung di Studio Trans Corporation, Jakarta, Kamis (18/6). Debat diadakan Komisi Pemilihan Umum.

Debat yang diikuti calon presiden Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, dan M Jusuf Kalla itu berlangsung datar, menyerupai tanya jawab karena tidak muncul pandangan yang bisa menunjukkan perbedaan pendapat dan program masing-masing calon.

Debat capres putaran pertama itu bertemakan ”Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih serta Menegakkan Supremasi Hukum dan Hak Asasi Manusia”. Diagendakan lima kali debat, tiga di antaranya diikuti capres dan dua lainnya oleh calon wakil presiden.

Debat yang dipandu Rektor Universitas Paramadina, Jakarta, Anies Rasyid Baswedan itu dibagi atas empat tahapan, yaitu penyampaian visi-misi, pendalaman, diskusi dengan kesempatan calon menanggapi pandangan calon lain, serta penutup. Pada sesi ketiga, saat calon diberi kesempatan menanggapi pendapat calon lain, kesempatan untuk ”menyerang” itu tidak dipergunakan mereka.

Misalnya, ketika menyoal perlindungan bagi tenaga kerja Indonesia di luar negeri, Megawati menyatakan akar masalah ada di dalam negeri sehingga perlindungan harus dimulai dari dalam negeri. SBY menanggapinya dengan menyatakan ”setuju 200 persen”. Kalla juga menyebut apa yang disampaikan Megawati dikerjakannya saat ia menjabat Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat pada masa pemerintahan Megawati.

Ketika diberikan kesempatan menanggapi balik, Megawati hanya berujar singkat, ”Semua ngikut saya.”

Dalam sesi kedua, Anies melontarkan tiga pertanyaan terkait dengan pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, anggaran pertahanan, dan penyelesaian kasus lumpur Lapindo Brantas. Kalla dan Megawati menekankan agar RUU itu bisa dirampungkan maksimal September 2009 oleh DPR periode sekarang. SBY menyebutkan, jika tidak bisa selesai, presiden punya hak menerbitkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu).

”Saya sependapat dengan Pak SBY karena yang bisa membuat perppu Pak SBY,” kata Kalla.

Soal anggaran pertahanan, Kalla menyebutkan, salah satu upaya membangun militer yang kuat adalah dengan mengupayakan pemenuhan alat utama sistem persenjataan dengan produk dalam negeri. Ia pernah memerintahkan PT Pindad memproduksi 150 panser. SBY lebih menekankan peningkatan anggaran pertahanan secara bertahap. Kebutuhan minimal mencapai Rp 120 triliun, tetapi tahun 2009 baru mencapai Rp 35 triliun.

Tebarkan janji

Jawaban yang disampaikan ketiga capres, semalam, juga masih bersifat umum, seperti menyampaikan janji mereka kepada masyarakat. Megawati menyampaikan, untuk menuju pemerintahan yang mengayomi masyarakat, harus dilakukan reformasi birokrasi. ”Pada saat saya menjadi presiden, saya pernah mencoba melakukan reformasi birokrasi ini, birokrasi diperbaiki, kesejahteraan juga perlu ditingkatkan,” katanya lagi.

Di sisi lain, SBY mengawali dengan pertanyaan tentang pentingnya pemerintahan yang baik. ”Sebagian sasaran tercapai, tetapi ada yang belum tercapai. Dalam situasi krisis global, oleh banyak negara kita dianggap lebih siap. Kondisi kita sekarang lebih baik dibandingkan 11 tahun yang lalu,” ungkapnya.

Kalla mengungkapkan mengenai pemerintahan yang efektif dan bersih mulai dari tingkat pusat sampai daerah, mulai dari presiden sampai lurah. ”Kita harus mempunyai sistem pemerintahan yang efektif dari atas sampai ke bawah, tetapi aspirasi harus digali dari bawah ke atas,” katanya.

Ruangan untuk debat juga penuh sesak dengan undangan. Tim sukses ketiga pasangan capres-cawapres, pejabat negara, tokoh masyarakat, sampai dengan artis dan pengusaha ikut menyaksikan debat itu.

Lebih menjanjikan

Secara terpisah, Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Ifdhal Kasim di Jakarta, Kamis, menilai, meski ketiga capres menunjukkan intensi terhadap persoalan HAM masa lalu dan masa kini, Kalla memiliki perhatian lebih dengan membuka peluang pada proses penegakan dan pemenuhan keadilan bagi korban pelanggaran HAM. Selain mengakui ada pelanggaran HAM masa lalu, Kalla tidak hanya melihat proses rekonsiliasi sebagai sarana, tetapi juga membuka peluang pengadilan HAM.

”Hal itu ditunjukkan Kalla dengan mengatakan, jika ada yang salah dan ada bukti yang kuat, harus diadili,” papar Ifdhal. Dengan pernyataan itu, Kalla melakukan pendekatan distributif atas penanganan kasus pelanggaran HAM.

SBY, papar Ifdhal, mengakui adanya kompleksitas dalam penyelesaian kasus HAM dan menawarkan langkah rekonsiliasi untuk menanganinya. Namun, kritik atas pernyataan SBY adalah mengapa pendekatan rekonsiliasi diungkapkannya saat ini.

Selama masa pemerintahannya, pendekatan itu tidak tampak dilakukan, bahkan pengajuan nama calon anggota Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi berhenti di meja Presiden. Menurut Ifdhal, hal itu menunjukkan ambiguitas SBY.

Jawaban Megawati terkait kasus Lapindo, yang menyatakan pemerintah harus tegas, selayaknya lebih dijelaskan bentuk-bentuknya. Untuk semua perkara terkait dengan HAM, Ifdhal berpendapat, Megawati memberikan jawaban normatif.

Anggota Komisi Penyiaran Indonesia, Izzul Muslimin, menuturkan, debat capres-cawapres semestinya dapat disiarkan stasiun televisi lain. TVRI sebagai lembaga penyiaran publik disayangkan juga tak menyiarkan debat itu. (sie/dik/jos/nwo/inu)
Sumber : kompas.com

Senin, 01 Juni 2009

detikcom : FOPPI Dukung Sikap Tegas Gubernur Soal Carrefour Mega Mal Pluit

title : FOPPI Dukung Sikap Tegas Gubernur Soal Carrefour Mega Mal Pluit
summary : Federasi Organisasi Pedagang Pasar Indonesia (FOPPI) mendukung sikap tegas Gubernur DKI Fauzi Bowo terkait pelanggaran yang dilakuka Carrefour, Mega Mal Pluit. (read more)

Selasa, 19 Mei 2009

Semua Pasangan Capres-Cawapres Lolos Tes Kesehatan

Amanda Ferdina - detikPemilu


Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menerima laporan hasil pemeriksaan kesehatan tiga pasangan capres. Seluruh pasangan dinyatakan lolos tes dan siap melaksanakan tugas seandainya terpilih nantinya.

"Alhamdullilah 3 pasangan capres mempunyai kemampuan kesehatan jasmani dan rohani untuk melaksanakan tugas sebagai presiden dan wakil presiden," kata pengarah Pokja Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden KPU Syamsulbahri di Gedung KPU, Jl Imam Bonjol, Jakarta, Selasa (19/5/2009) malam.

Hasil keputusan ini diambil setelah KPU melakukan rapat pleno terkait hasil yang sudah diserahkan tim dari RSPAD. Namun Syamsul enggan menjelaskan lebih rinci bagaimana kondisi kesehatan tiga pasangan tersebut.

"Kami nggak lihat poin-poin sakitnya, kita tidak baca itu. Kita hanya lihat memenuhi syarat atau tidak," tegasnya.

( mok / sho )
sumber : detik.com

Rabu, 13 Mei 2009

Jalan Berliku Koalisi PDIP-Gerindra

Jakarta - Koalisi capres-cawapres dari PDIP-Gerindra masih menyisakan tanda tanya. Disebut-sebut sudah ada deal koalisi Mega-Prabowo. Apakah ini sudah final, atau akan ada perubahan lagi?

Pertemuan demi pertemuan terus dilakukan. Meskipun masih mengalami jalan buntu. Kabarnya Prabowo emoh turun menjadi cawapres, demikian juga dengan Megawati.

Informasi yang dikumpulkan detikcom, pada komunikasi koalisi jilid pertama, kesepakatan Prabowo-Puan sudah disepakati. Namun tiba-tiba Kubu PDIP yang termasuk di dalamnya Tjahjo Kumolo cs menolak mentah-mentah usulan itu.

Akibat sikap PDIP itu, kubu Gerindra pun sempat berhembus isu, Prabowo tidak akan maju dalam pilpres. Suara Gerindra tetap diberikan untuk mendukung Mega dan PDIP.

Jalinan koalisi kedua partai ini juga sempat berada di ujung tanduk saat PDIP mulai 'main mata' dengan Partai Demokrat. Namun hanya beberapa hari. Sejak 11 Mei lalu, pembicaraan intensif antara kedua partai nasionalis ini kembali digalakkan.

Gerindra membutuhkan suara PDIP yang berkisar 14 persen. Sementara PDIP membutuhkan dukungan dari Gerindra yang 4,5 persen. Sumber detikcom di Gerindra bercerita jika sebagian besar dana kampanye akan ditanggung oleh Gerindra jika mau mengusung Prabowo sebagai capres. "Pembagiannya 90-10," jelasnya.

Sebenarnya, jika Prabowo mau 'menurunkan harga' menjadi cawapres maka kontrak tinggal diteken. Tapi hal ini juga ditentang oleh sebagian besar kader Gerindra. Hasyim Djojohadikusumo dan Permadi merupakan tokoh yang paling kencang menolak isu pencawapresan Prabowo.

Rabu malam (13/5/2009), pertemuan tim kecil yang terdiri dari para petingi Gerindra dan PDIP kembali bertemu. Duet Mega sebagai capres dan Prabowo sebagai wakilnya tersirat makin jelas. Namun masih ada pertemuan hari ini untuk membahas kepastian koalisi ini.

Bagaimana akhir koalisi PDIP-Gerindra? Akankah Soekarno kecil, panggilan Permadi untuk Prabowo, bersanding dengan anak atau cucu Soekarno besar?

( rdf / yid )
sumber : detik.com

Selasa, 28 April 2009

Jusuf Kalla-Wiranto Mencuat

Koalisi Besar Belum Jelas Wujudnya
Rabu, 29 April 2009 | 03:01 WIB

Jakarta, Kompas - Gonjang-ganjing yang menimpa Partai Golkar mendorong partai itu untuk segera menentukan mitra koalisi. Opsi yang mencuat dalam dua hari terakhir adalah menempatkan Wiranto dari Partai Hanura sebagai calon wakil presiden bagi Jusuf Kalla.

Dari informasi yang ditelusuri Kompas sejak Senin (27/4) hingga Selasa malam, kemungkinan Golkar dan Hanura menjalin koalisi untuk mengusung duet Jusuf Kalla-Wiranto cukup besar.

Saat dikonfirmasi, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Iskandar Manji belum bisa memastikan. ”Belum ijab kabul. Itu masih dalam proses. Tunggu perkembangan besok (Rabu),” ujar Iskandar.

Menurut dia, hingga Selasa larut malam, Wiranto masih memimpin rapat pleno dengan fungsionaris Partai Hanura. Menurut sumber Kompas, jika Rapat Pleno Hanura sudah bisa mengambil keputusan, Wiranto dijadwalkan menemui Kalla di kediaman dinasnya. Akan tetapi, hingga jauh malam, pertemuan belum terjadi. ”Pleno di Hanura alot,” kata sumber tersebut.

Sebelumnya, Senin malam, Kalla sempat menyatakan, Partai Golkar akan segera mengumumkan koalisinya dengan menetapkan capres dan calon wapres. ”Insya Allah, dalam satu dua hari. Partai Golkar akan termasuk parpol yang lebih dulu mengumumkan capres dan calon wapresnya mendahului partai lain,” ujar Kalla optimistis.

Senin malam lalu, utusan Wiranto, yaitu Sekjen DPP Hanura Yus Jusman, menemui Kalla di Posko II Slipi, Jakarta. Yus Jusman ditemani sejumlah pengurus Partai Hanura lainnya. Wiranto juga mendadak datang pada tengah malam itu meski tidak lama berbincang serius dengan Kalla. Setelah Wiranto pulang, giliran Sultan Hamengku Buwono X datang.

Namun, Ketua DPP Partai Hanura Djafar Badjeber yang dikonfirmasi kemarin menegaskan, sampai Selasa, Hanura belum memutuskan koalisi, baik dengan PDI-P maupun Golkar. ”Sekalipun terkesan akan berkoalisi dengan Partai Golkar, hal itu belum final,” kata Djafar.

PDI-P dan Golkar

Pertemuan intensif juga terjadi antara Tim Enam Partai Golkar dan PDI-P di Hotel Nikko, Jakarta. Dalam pertemuan itu kedua tim sepakat adanya koalisi besar. ”Kami sudah bertekad membangun koalisi besar. Itu yang maju,” ucap Syamsul Muarif dari Tim Enam Golkar.

Koalisi besar tersebut, menurut Sekjen Partai Golkar Soemarsono, terdiri dari Partai Golkar, PDI-P, Partai Hanura, Partai Gerindra, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Amanat Nasional. Koalisi ini juga nantinya bisa bekerja sama membangun pemerintahan yang kuat dan stabil, baik di kabinet maupun parlemen.

”Kami bersepakat membangun koalisi besar diawali dari pertemuan semua pimpinan partai yang telah bersepakat untuk duduk bersama membangun koalisi besar itu. Mudah-mudahan besok (Rabu) pertemuan itu bisa dilakukan,” kata Sekjen PDI-P Pramono Anung.

Kemarin malam, Prabowo Subianto dijadwalkan datang ke kediaman Megawati Soekarnoputri di Teuku Umar. Namun, pertemuan itu batal terlaksana.

Bantah pecah

Meski terjadi ”gonjang-ganjing” di tubuh Golkar akibat surat yang ditandatangani oleh 25 unsur pimpinan DPD, Jusuf kalla menegaskan, Partai Golkar tetap solid dan tidak terpecah belah.

Menurut dia, surat yang dibuat para DPD hanya sebuah solusi alternatif seandainya mandat penuh yang diberikan Rapat Pimpinan Nasional Khusus Partai Gokar terhadap dirinya sebagai capres untuk melakukan komunikasi politik dengan partai lain tidak dapat dilaksanakan.

Kalla menyampaikan itu dalam keterangan pers khusus di Kantor DPP Partai Golkar, Selasa. Ia didampingi Ketua DPP Yorrys Raweyai, Ketua DPD Sulawesi Tenggara Ridwan Bae, Ketua DPD Sulawesi Barat Anwar Ridwan Saleh, dan Ketua DPD Kalimantan Timur Mahyuddin.



Hal senada dikatakan Anwar Ridwan. ”Keputusan rapimnasus tidak bisa diganggu gugat lagi kecuali lewat rapimnasus. Jadi, itu bukan desakan. Itu hanya pikiran kami di DPD,” ujarnya

Mahyuddin mengakui, dari enam nama yang diusulkan sebagai cawapres, memang tidak ada nama Kalla. ”Karena Kalla kan sudah ditetapkan sebagai capres. Terlalu murah kalau Ketua Umum Partai Golkar kita jual sebagai calon wapres,” katanya.

Inkonsistensi

Fungsionaris Partai Golkar, Yuddy Chrisnandi, menilai faksi di Partai Golkar yang ingin mengoreksi kembali hasil rapimnasus sebagai kelompok yang inkonsisten.

Sekalipun keputusan untuk memajukan Kalla sebagai tidak ideal dan berisiko besar, semua kader Partai Golkar harus menjaga kehormatan Partai Golkar dan juga belajar tunduk pada aturan.

Menurut Yuddy, keputusan Kalla untuk maju sebagai calon presiden dan tidak berkoalisi dengan Susilo Bambang Yudhoyono muncul karena dorongan pengurus daerah dan pusat. Tidak elok jika kemudian mereka pula yang menarik-narik Kalla untuk mengoreksi putusan tersebut.

Secara terpisah, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono menilai, kegiatan yang mengatasnamakan partai tetapi tanpa sepengetahuan pengurus pusat merupakan langkah indisipliner dan bisa memecah belah partai. Pernyataan itu merujuk pada langkah sejumlah DPD tingkat II yang mendesak diadakannya rapimnasus ulang untuk menetapkan calon wapres dari Partai Golkar.

Kalangan generasi muda Partai Golkar juga menyatakan akan mendukung dan berada di belakang Ketua Umum DPP Partai Golkar jika Kalla tetap berada di jalur aturan organisasi.

Secara terpisah, Ketua DPP Partai Demokrat Andi Mallarangeng mengemukakan, Partai Demokrat selalu membuka pintu untuk berkoalisi dengan Partai Golkar sebelum atau sesudah Pemilu Presiden 2009. ”Masalah-masalah di internal Partai Golkar, kami tidak ingin mencampuri,” ujarnya.

(HAR/DIK/MAM/INU/SUT)

Rabu, 22 April 2009

SBY-JK Bercerai

Kamis, 23 April 2009 | 03:13 WIB

Jakarta, Kompas - Duet pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla harus berakhir pada 20 Oktober 2009. Baik Partai Demokrat maupun Partai Golkar tidak mencapai titik temu untuk membangun koalisi. Kedua partai itu kini siap bertarung di pemilu presiden.

Baik Partai Golkar maupun Demokrat langsung melakukan gerakan cepat untuk menerapkan strategi pascakeputusan di atas.

Kubu Jusuf Kalla segera merancang pertemuan dengan partai politik lain, seperti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, yang dijadwalkan berlangsung Kamis (23/4) ini.

Kalla juga melakukan pertemuan dengan sejumlah Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Provinsi Tingkat I. Langkah ini krusial karena Jusuf Kalla membutuhkan dukungan mereka dalam rapat pimpinan nasional khusus yang berlangsung Kamis ini.

Seusai pertemuan semalam, sejumlah ketua DPD I menyatakan dukungan terhadap keputusan DPP Partai Golkar yang dinilai tepat untuk menunjukkan martabat partai. ”Karena itu, kami solid untuk mendukung keputusan DPP di rapimnasus. Apalagi kita ingin Pak Kalla menjadi calon presiden. Meski kalah, tetapi itu di pemilu legislatif. Di pemilu presiden dan wapres belum tentu,” ujar Ketua DPD Sumatera Utara Ali Umri.

Hal senada dinyatakan Ketua DPD Maluku Utara Ahmad Hidayat Mus, Ketua DPD Sulawesi Barat Anwar Adnan Saleh, dan Ketua DPD Jawa Barat Uu Rukmana. Di Manado, Ketua DPD Sulawesi Utara Max Lumintang juga mengaku konsisten mengusung Kalla sebagai capres.

Sedangkan sumber Kompas menyebutkan, tim Demokrat semalam bertemu dengan Ketua Umum Partai Amanat Nasional Soetrisno Bachir.

Soal JK

Sikap DPP Partai Golkar disampaikan oleh Sekjen DPP Partai Golkar Soemarsono dan Ketua DPP Syamsul Muarif.

Menurut Soemarsono, DPP Partai Golkar memberikan mandat penuh kepada Ketua Umum membuka komunikasi dengan parpol lain untuk membangun pemerintahan yang kuat dan efektif. Diharapkan dalam rapimnasus Kalla sudah bisa melaporkan hasil komunikasi politiknya itu untuk dibahas menjadi keputusan Partai Golkar. Forum ini juga akan membahas kepastian Kalla sebagai capres.

Menurut Syamsul, buntunya pembicaraan Demokrat-Golkar karena Partai Demokrat tetap meminta lebih dari satu nama calon wapres. Padahal, berdasarkan keputusan rapimnasus tahun lalu, Partai Golkar sudah menyepakati satu nama untuk cawapres.

Di Cikeas, Bogor, Ketua DPP Partai Demokrat Bidang Politik Anas Urbaningrum dalam jumpa pers mengatakan tidak menduga penghentian pembicaraan dilakukan sepihak. ”Demokrat tidak menduga Golkar menyatakan telah terjadi kebuntuan pembicaraan tentang koalisi. Kami juga tidak menduga penghentian pembicaraan dilakukan sepihak. Tidak benar jika ada kesan Demokrat bertindak semena-mena dalam proses pembicaraan tentang koalisi,” ujarnya.

Anas kemudian menjelaskan kronologi pembicaraan Golkar-Demokrat, termasuk pengajuan draf kesepakatan koalisi, pada Selasa lalu. Golkar diwakili Andi Mattalatta, Muladi, dan Soemarsono. Demokrat diwakili Hadi Utomo, Marzuki Alie, dan Anas.

Prinsipnya, semua butir draf koalisi disepakati kecuali jumlah cawapres. ”Harapan kami tidak satu nama agar capres (Yudhoyono) punya kesempatan menentukan yang terbaik sesuai lima kriteria,” ujar Anas.

Meski pembicaraan koalisi dengan Golkar telah dinyatakan buntu, Demokrat berpendapat, kerja sama dalam bentuk apa pun tetap dimungkinkan. ”Kami menjalankan politik pintu terbuka kepada Golkar dan partai lain,” ujar Anas.

Menanggapi pernyataan Anas tentang pemutusan sepihak, Sekjen Golkar Soemarsono berkomentar, ”Pembicaraan selama seminggu lebih tidak mencapai mufakat, kami keburu waktu, ada rapimnasus. Karena tidak ada keputusan dari Partai Demokrat, berarti tidak ada kesepahaman. Sederhana saja alasannya.”

Bukan sikap partai

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono, Rabu di Gedung MPR/DPR, menyebutkan, keputusan DPP Partai Golkar untuk berpisah dari Partai Demokrat belum lagi menjadi sikap final Partai Golkar sebagai institusi. Sikap resmi bakal diputuskan dalam rapimnasus, termasuk pilihan mitra-koalisi serta siapa dan berapa calon yang bakal diajukan.

Agung mengharapkan pihak masing-masing menahan diri. Ia mengakui, selama ini Partai Golkar memang cenderung berkoalisi dengan Partai Demokrat. Sebelumnya, pilihan itu dinilai sangat beralasan dan dipandang yang terbaik.

Hal senada disampaikan Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso. Menurut dia, Golkar juga tidak menutup rapat pintunya untuk Demokrat. Bila saat ini belum ada kesamaan pandangan, bisa jadi pada waktu mendatang terjadi perubahan. ”Pintu masih terbuka, tetapi sekarang tipis. Ini politik, setiap hitungan detik, menit, jam, atau hari bisa berubah. Siapa tahu ada sinyal lain dari Cikeas,” katanya.

Secara terpisah, Ketua Partai Keadilan Sejahtera Mahfudz Siddiq menyebutkan, sikap PKS yang disampaikan kepada Yudhoyono bukanlah penyebab utama terputusnya koalisi Partai Demokrat dengan Partai Golkar.

Jika benar Partai Golkar memilih tidak berkoalisi dengan Partai Demokrat, tidak berarti kader PKS berpeluang lebih besar mengisi posisi calon wapres. Dalam koalisi, PKS tidak dalam posisi menawar-nawarkan calon wapres. Soal pembagian kekuasaan, hal itu juga belum dibahas bersama Yudhoyono.

Pro dan kontra

Berakhirnya koalisi Golkar-Demokrat disambut beragam. Ketua Dewan Perwakilan Daerah Ginandjar Kartasasmita tidak menyetujui keputusan itu. Menurut Ginandjar, para petinggi Golkar seharusnya dapat menahan diri. Kepentingan partai tidak boleh tunduk pada kepentingan seseorang, termasuk Ketua Umum Golkar.

Ketua DPP PDI-P Panda Nababan berpandangan, seharusnya Presiden Yudhoyono tidak mengabaikan Jusuf Kalla, tetapi justru berterima kasih karena Kalla banyak berperan dalam menyelesaikan berbagai persoalan. ”Sudah sewajarnya SBY berterima kasih kepada JK karena banyak kelemahan yang ada pada SBY ditutupi oleh kecepatan dan kelincahan JK mengatasi berbagai persoalan dan cepat mengambil keputusan,” katanya.(HAR/SIE/DIK/ZAL/MAM/INU/SUT)
Sumber : Kompas

Minggu, 15 Maret 2009

Ibu Angkat: Nasrudin Tidak Punya Musuh

JAKARTA - Mahasyim (65), Ibu angkat Direktur PT Rajawali Nusantara Indonesia Nasrudin Zulkarnain mengatakan bahwa puteranya adalah orang yang baik, supel dan tidak mempunyai musuh.

Warga Daan Mogot Tangerang ini menyesalkan peristiwa yang menimpa Nasrudin yang sudah dianggap seperti anaknya sendiri itu. "Dia itu pandai bergaul dan tidak punya musuh," ujarnya saat ditemui di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Jakarta, Minggu (15/3/2009).

Mahasyim menceritakan, bagaimana ketelatenan Nasrudin menelpon dirinya dan keluarga hanya untuk menanyakan kabar. "Dia itu setiap bulan selalu menelepon dan mengunjungi saya. Katanya dia selalu kangen dengan masakan saya," imbuhnya.

Ibu kandung korban, kata Mahasyim, saat ini masih di perjalanan dari Makassar. Ibu sepuh yang masih terlihat segar ini juga menjelaskan kondisi terakhir anak angkatnya. Kepala korban masih tampak bengkak dan masih ada ceceran darah di pelipis serta pipi korban. "Kata dokter, satu peluru masih tertinggal di otaknya," imbuhnya.

Terkait kepribadian korban, juga pernah diungkapkan Jubaidi, Ketua RT 02 Kompleks Perumahan Banjar Wijaya, di mana Nasrudin tinggal. Menurut Jubaidi, Nasrudin termasuk warga yang senang bermasyarakat. "Dia itu suka pergi ke masjid dan mengikuti pengajian," katanya.

Tak heran saat warga mengetahui peristiwa penembakan yang menimpa Dirut salah satu BUMN ini, warga langsung mengunjungi ke RS Mayapada, bahkan setelah dipindah ke RSPAD warga pun ikut mengantar korban.(ded)
text TEXT SIZE :
Share
Yuni Herlina Sinambela/Carolina - Okezone

Direktur Ditembak Usai Main Golf


Keluarga Seperti Tak Kenali Nasrudin
Hery Winarno - detikNews


Jakarta - Suasana mengharu biru terasa di lorong ruang ICU lantai 2 RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Sejumlah keluarga Nasrudin Zulkarnaen tampak menanti giliran untuk menjenguk. Yang sudah menjenguk pun memilih berdiri di luar ruang inap.

"Saya sampai tidak mengenali Nas (panggilan akrab Nasrudin-red) lagi. Mukanya bengkak seperti bola dipompa,'' ujar Nanan, kerabat korban, yang baru saja menjenguk Direktur Putra Rajawali Banjaran (PRB) tersebut, Minggu (15/3/2009).

Air mata Nanan tampak meleleh. Di samping dia, tampak anggota keluarga/kerabat lainnya. Raut sedih terpancar di wajah mereka.

Hingga Saat ini Nasrudin masih kritis, belum sadar. Keluarga dan kerabat Nasrudin terus mengalir menjenguk Nasrudin yang masih terbujur di ruang ICU dengan kepala terbungkus perban.

Sabtu, 14 Maret 2009

Dirut PT Putra Rajawali Banjaran ditembak


Headline News / Nusantara / Sabtu, 14 Maret 2009 23:02 WIB

Metrotvnews.com, Tangerang: Direktur PT Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen ditembak di bagian kepala. Korban didor di dalam mobil sekitar 200 meter dari gerbang padang golf di Perumahan Modern Land, Tangerang, Banten, Sabtu (14/3).

Nasrudin yang memimpin anak perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia sempat dirawat di ruang instalasi gawat darurat Rumah Sakit Mayapada, Tangerang. Tapi nyawanya tetap tak tertolong.

Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Irawan mengatakan, belum mengetahui motif di balik kasus ini. Tapi ada dugaan soal bisnis.(ICH)

Minggu, 08 Maret 2009

DIB Didesak Tawarkan Capres Hasil Konvensi ke Parpol


Jakarta - Dewan Integritas Bangsa (DIB) telah mengakhiri konvensi mencari sosok bakal capres yang akan didukungnya dalam Pilpres 2009. Meski belum diumumkan, DIB diminta menawarkan hasilnya ke partai-partai yang sudah memiliki capres dan yang belum.

"Agar publik menilai tidak sia-sia, DIB sebagai penyelenggara konvensi harus menindaklanjuti hasil konvensi. Caranya, tawarkan semua capres yang ikut konvensi ke partai-partai," kata capres konvensi DIB, Yuddy Chrisnandi kepada detikcom, Minggu (8/3/2009).

Menurut politisi muda Golkar ini, dengan cara itulah DIB akan dapat menilai apakah lembaganya memiliki kekuatan yang diperhitungkan atau tidak. Selain itu DIB akan menjadi contoh pembelajaran positif dalam membangun demokrasi di Indonesia karena telah mengajarkan pendidika dan terobosan politik dengan menggelar seleksi calon pemimpin nasional.

"Jadi, DIB tinggal merekomendasikan Rizal Ramli, Marwah Daud, Bambang Sulastomo dan saya kepada para capres yang sudah deklarasi sebagai cawapres. Untuk Rizal yang sudah didukung beberapa partai, tinggal dibantu memperkuatnya," paparnya.

Meski demikian Yuddy menilai sistem konvensi ala DIB masih banyak kekurangan. Seperti sistem penilaian peserta konvensi dan kualitas tim penilai yang dibawah standar. Faktor inilah yang menyulitkan DIB mengambil keputusan mengenai sosok pemenang capres.

"Kalau DIB memutuskan satu pemenang memang akan kesulitan karena sistemnya banyak kekurangan. Seperti Rizal yang kadang tidak hadir, banyak penilai yang kualitasnya di bawah standar. Jadi susah menilainya. Namun, langkah DIB ini merupaka terobosan luar biasa, hanya tingga bagaimana selanjutnya," paparnya.

Bagaimana jika setelah ditawarkan kepada parpol dan capres yang ada tidak mendapatkan respon positif?

"Apapun hasilnya, yang penting kita sudah berusaha. Apalagi sampai saat ini, belum ada satu partai pun yang akan mendukung para capres yang ikut dalam konvensi DIB," pungkas anggota Komisi I DPR ini. ( yid / lh )

Muhammad Nur Hayid - detikPemilu

Rabu, 25 Februari 2009

Cawapres Pendamping Prabowo: Laki-laki dan Sipil

Muhammad Nur Hayid - detikPemilu


Jakarta - Dilihat dari polling, antusiasme masyarakat terhadap Partai Gerindra terus meningkat. Didukung oleh data internal yang kuat, Prabowo Subianto semakin mantap untuk maju sebagai capres melawan SBY dan Mega. Cawapres Prabowo pun konon sudah berada di kantong mantan Pangkostrad itu. Dia seorang laki-laki dan sipil. Benarkah?

Sumber detikcom di DPP Partai Gerindra menyebutkan bahwa di sela-sela kesibukannya dalam melakukan sosialisasi pencapresan, Prabowo sudah menyeleksi beberapa nama tokoh nasional yang akan digandeng dalam pilpres 2009. Nama itu sudah di tangan Prabowo meski belum diumumkan.

"Beliau (prabowo) sudah pegang nama. Dia itu laki-laki dan sipil. Itu saja dulu," kata sumber detikcom di DPP Partai Gerindra, Kamis (19/2/2009).

Menurut sumber tersebut, untuk menyukseskan calonnya sebagai presiden terpilih, Partai Gerindra sudah membentuk Badan Pemenangan Presiden (BPP). Badan ini akan dipimpin oleh seorang yang sudah dikenal publik. "Saat ini sudah ada persiapan Badan Pemenangan Presiden. Ketuanya orang yang sudah dikenal lah," kata sumber tersebut.

Detikcom lalu mengkonfirmasi mengenai cawapres Prabowo kepada Anggota Dewan Penasihat Partai Gerindra Amran Nasution. Menurut mantan politisi PBR ini, partainya memang sudah menentukan nama-nama cawapres Prabowo. Namun, keputusan akhirnya berada di tangan mantan menantu Soeharto itu.

"Loh kemarin kan sudah diumumkan nama-namanya. Terus kemudian akan diseleksi
tunggu saja lah. Yang itu hanya Pak Prabowo yang tahu," kata Amran pada
detikcom.

Saat ditanya apakah calon pendamping Prabowo itu seorang sipil dan laki-laki, Amran meminta untuk bersabar sampai diumumkan setelah pemilu legislatif. "Ah, jangan terlalu jauh-jauh dulu lah. Kita tungu saja setelah pemilu legislatif," pungkas Amran. ( yid / asy )

Deddy Mizwar Didorong Maju Capres Sejak 3 Bulan Lalu

Jakarta - Ketua Dewan Pengarah Pemenangan Deddy Mizwar for President, Mukhlis Gumilang, mengaku bahwa proses pencalonan pemeran film Nagabonar, Deddy Mizwar, sebagai capres diputuskan sejak 3 bulan lalu. Sebelum itu, tim masih melakukan perdebatan dan pembahasan serius mengenai persoalan bangsa dan solusinya.

"Kalau keputusan harus maju sendiri sebagai capres itu sekitar 3 bulan lalu. Tapi kami diskusi mengenai masalah bangsa ini dan bagaimana solusinya sudah sejak bertahun-tahun," kata Mukhlis pada detikcom, Kamis (26/2/2009).

Menurut Mukhlis, setelah melakukan refleksi panjang mengenai perjalanan bangsa dan nasib rakyat yang tak kunjung sejahtera, disimpulkan bahwa selama ini kemerdekaan yang sudah berumur 65 tahun belum dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. Hal itu disebabkan karena para pemimpin bangsa yang diberi amanat untuk mengisi kemerdekaan mengkhianati sumpah dan janjinya untuk menyejahterakan seluruh rakyat.


"Kita semua sepakat kenapa setelah merdeka sekian lama, kok nasib rakyat gitu-gitu aja. Akhirnya, kita berfikir semua ini karena kita memilih pemimpin yang salah. Semantara Pilpres 2009 yang kita harapkan menjadi titik perubahan, ternyata didominasi oleg capres itu-itu saja," papar Mukhlis.

Atas dasar memberikan alternatif pilihan yang lebih baik, sosok Deddy Mizwar didorong sebagai capres. Deddy yang memang tidak pernah bergelut dengan dunia politik praktis pun awalnya menolak. Tetapi karena semangat memberikan harapan akan perubahan dan harapan yang lebih baik, Deddy pun siap menjadi 'tumbal'.

"Setelah kita pikir, siapa yang kira-kira bisa didorong sebagai capres alternatif memecah kebuntuan masyarakat ini, kita mentok. Akhirnya, dengan pengalamannya yang ada, kita sepakat mendorong Deddy Mizwar. Kita meyakini dia punya komitmen dan hati nurani untuk memperbaiki nasib bangsa ini," jelas Mukhlis.

Mukhlis menegaskan, pilihan Deddy dan timnya untuk maju dalam Pilpres 2009 ini
semata-mata didasarkan oleh keinginan mengubah sistem yang saat ini sangat tidak kondusif bagi munculnya pemimpin terbaik bangsa. Hal itu disebabkan karena saluran politik yang ada disumbat oleh partai-partai besar yang tidak menginginkan kekuasaanya tergerus.

"Kami tidak punya target yang muluk-muluk. Kalau pencalonan Deddy ini disambut masyarakat dan didukung, kita akan bawa perubahan. Kalau tidak, paling tidak, kita sudah berusaha untuk ikut berkontribusi memperbaiki nasib bangsa ini," pungkasnya. ( yid / nrl )

Senin, 23 Februari 2009

Ini Dia! Daftar Pemenang Academy Awards 2009

Hollywood - Ajang penganugerahan Academy Awards ke 81 telah usai. Film 'Slumdog Millionaire', aktor Sean Penn dan aktris Kate Winslet keluar sebagai jawaranya.

Ajang penghargaan untuk para pekerja di bidang film yang paling bergengsi itu digelar meriah di Kodak Theatre, Hollywood pada Minggu (22/2/2009). Siapa saja yang jadi pemenangnya? ini dia daftar lengkapnya:

Best Motion Picture of the Year: 'Slumdog Millionaire'
Actor in a Leading Role: Sean Penn - 'Milk'
Actress in a Leading Role: Kate Winslet - 'The Reader'
Actor in a Supporting Role: Heath Ledger - 'The Dark Knight'
Actress in a Supporting Role: Penelope Cruz - 'Vicky Cristina Barcelona'
Directing: Danny Boyle - 'Slumdog Millionaire'
Adapted Screenplay: Simon Beaufoi - 'Slumdog Millionaire'
Original Screenplay: Dustin Lance Black - 'Milk'
Best Animated Feature Film of the Year: 'Wall-E'
Best Documentary Feature: 'Man on Wire'
Best Foreign Language Film of the Year: 'Departures' - Japan
Achievement in Art Direction: 'The Curious Case of Benjamin Button'
Cinematography: Anthony Dod Mantle - 'Slumdog Millionaire'
Costume Design: Michael O'Connor - 'The Duchess'
Film Editing: Chris Dickens - 'Slumdog Millionaire'
Makeup: Greg Cannom - 'The Curious Case of Benjamin Button'
Original Score: A.R. Rahman - 'Slumdog Millionaire'
Original Song: 'Jai Ho' (Slumdog Millionaire)
Sound Editing: Richard King - 'The Dark Knight'
Sound Mixing: 'Slumdog Millionaire'
Visual Effects: 'The Curious Case of Benjamin Button'
Best Documentary Short Subject: 'Smile Pinki'
Best Animated Short Film: 'La Maison en Petits Cubes'
Best Live Action Short Film: 'Spielzeugland'
(hkm/hkm)
www.detik.com

Minggu, 22 Februari 2009

Heath 'Joker' Ledger Jawara!

Han Kristi - detikMovie

Jakarta - Doa para penggemar aktor Heath Ledger terkabul. Aktor idola mereka itu berhasil dinobatkan sebagai Aktor Pendukung Terbaik di Academy Awards 2009.

Seperti detikhot kutip dari situs resmi Academy Awards, Senin (23/2/2009), sejarah kembali terulang. Lewat aktingnya yang ciamik di 'Dark Knight', Heath Ledger menjadi aktor kedua yang menerima piala tersebut setelah meninggal dunia. Malam itu, kedua orangtua dan adiknya mewakili almarhum menerima piala Aktor Pendukung Terbaik.

Hal itu sebelumnya pernah terjadi pada 1976. Aktor Peter Finch dinobatkan sebagai Aktor Terbaik lewat aktingnya di 'Network'.

Sementara 'Slumdog Millionaire' berhasil mendapat piala ke duanya. Film besutan Danny Boyle itu dengan sukses membawa pulang piala Sinematografi Terbaik. (hkm/hkm)

Selasa, 17 Februari 2009

Rencana Kunjungan Menlu AS

Jakarta - Pemerintah Indonesia seharusnya mengambil manfaat dari momen rencana kunjungan Menlu AS Hillary Clinton. Khususnya bagi perbaikan hubungan AS
dengan dunia Islam dan kepentingan rakyat.

"Kedatangan Menlu AS Hillary Clinton ke Indonesia bisa diartikan sebagai pengakuan dan harus dimanfaatkan oleh Indonesia," kata Ketua Umum PP
Muhammadiyah, Din Syamsuddin, di kantor Centre for Dialogue and Cooperation
among Civilizations (CDCC), Jl Kemiri, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa
(17/2/2009).

Menurut Din, sebagai negara yang mayoritas beragama Islam, pemerintah Indonesia harus meminta agar pemerintahan AS yang baru di bawah pimpinan
Barack Obama agar mengubah paradigma dan pandangannya terhadap dunia Islam.
Pertama, AS harus menjadi sahabat dan teman bagi dunia Islam, meninggalkan
standar ganda di Timur Tengah dan menjauhkan pendekatan militer.

Kedua, lanjut Din, pemerintah Indonesia harus berani menyampaikan kepada AS khususnya untuk mereview sejumlagh perusahaan minyak dan pertambangan yang ada di Indonesia. Karena selama ini perusahaan asing itu bukan untuk kepentingan rakyat Indonesia sendiri.

"Ini kalau kita punya keberanian untuk memanfaatkan itu," tegasnya. (zal/anw)

M. Rizal Maslan - detikNews

Kamis, 12 Februari 2009

Boni: Sangat Logis Golkar Merapat ke Gerindra

Jakarta - Isu Golkar yang sudah membangun komunikasi politik dengan Partai Gerindra sangat mungkin terjadi. Pengamat politik UI Boni Hargens menilai, langkah Golkar itu sebagai bentuk nyata kemarahannya pada Demokrat yang mengklaim paling berjasa dalam hal keberhasilan pemerintah.

"Logis kalau Golkar meninggalkan Partai Demokrat dan SBY. Kegagalan pemerintah selalu dikambinghitamkan kepada Golkar, sementara keberhasilannya selalu diklaim milik Demokrat," kata Boni pada detikcom, Kamis (12/2/2009).

Menurut pria berkepala plontos ini, pilihan merapat ke Gerindra sangat tepat karena bisa menyatukan faksi Golkar yang pecah akibat Prabowo mendirikan partai sendiri. Selain itu Partai Gerindra merupakan satu-satunya partai yang memiliki figur yang layak jual dalam Pilpres 2009 mendatang.

"Pilihan Partai Gerindra itu sangat tepat karena Gerindra merupakan partai baru yang diprediksi menjadi bintang dalam Pemilu 2009. Indikasinya sama seperti Partai Demokrat pada Pemilu 2004 lalu," terang Boni.

"Selain itu, Golkar dan Gerindra kan basisnya sama. Jadi tidak terlalu sulit untuk menyatukan kosntituennya guna bekerjasama memenangkan calon yang diusung," pungkas Boni.

Sebelumnya diberitakan Partai Golkar diisukan mulai melirik kemungkinan koalisi dengan Partai Gerindra. Menurut sumber detikcom kemungkinan koalisi 2 partai ini diawali dengan membangun komunikasi antar elit kedua partai melalui telpon.

Diyakini komunikasi awal ini merupakan pintu masuk dari koalisi Golkar dan Gerindra sampai pemilu presiden mendatang. Sayangnya, sumber tersebut menolak menjelaskan siapa saja elit yang sudah berkomunikasi dan apa saja kesepakatan awal yang telah dicapai. ( yid / iy )
Muhammad Nur Hayid - detikPemilu

Penjaringan Capres Golkar

Didit Tri Kertapati - detikPemilu


Jakarta - Partai Golkar melakukan penjaringan nama-nama capres untuk dimajukan pada Pilpres 2009. Langkah ini dianggap tepat karena memang menjadi amanat dari Rapim Golkar November 2008 kemarin.

"DPP berarti sudah menindaklanjuti hasil rapim. Saya kira itu sudah betul, sudah tepat karena DPP memang harus melaksanakan hasil putusan rapim. Apalagi rapim diselenggarakan oleh DPP sendiri." kata mantan Ketua Umum Partai Golkar, Akbar Tandjung usai acara di kantor DPP PKS, Mampang, Jakarta Selatan, Kamis (12/2/2009).

Menurut Akbar, Golkar sebagai partai besar memang sudah sepatutnya memiliki calon presiden sendiri. Akbar berpendapat, idealnya Golkar mengumumkan capresnya sebelum pemilu legislatif dimulai.

"Paling ideal sebelum pemilu capres ditetapkan. Tetapi tidak kalah baiknya sebelum pemilu," terang Akbar.

Akbar menambahkan pada Pemilu 2004, para capres sudah diumumkan sebelum pemilu legislatif, kemudian mereka bekerjasama mensukseskan pemilu legislatif. Selain itu, Akbar menerangkan langkah penjaringan capres ini bukanlah sebuah manuver untuk keluar dari bayang-bayang SBY.

"Golkar sebagai pemenang pemilu wajar punya capres, karena Golkar memilki pengalaman politik yang lama dan memiliki SDM yang cukup. Partai Demokrat akan mengapresiasi hal ini," tandas pria berkacamata ini.

( ddt / mok )