Kamis, 25 Juni 2009

Transformers 2: Ketika The Fallen Turun ke Bumi


Sangat menegangkan dan penuh ledakan rasanya itu ungkapan yang tepat untuk menggambarkan 'Transformers: Revenge of the Fallen'. Dijamin, Optimus Prime Cs akan membuat adrenalin Anda terpacu selama 147 menit.

Michael Bay, sang sutradara membuka 'Transformers: Revenge of the Fallen' dengan adegan sekelompok robot Transformers membangun sebuah mesin raksasa di bumi pada 17 ribu SM. Adegan tersebut merupakan petunjuk untuk memudahkan Anda mengikuti alur film ini.

Adegan dilanjutkan ke masa kini, ketika Autobots dan tentara Amerika Serikat bergabung membentuk NEST. Organisasi rahasia itu bertugas untuk memburu sisa pasukan Decepticon yang bersembunyi.

Suatu saat, NEST berhasil menemukan beberapa Decepticon di Shanghai, Cina yaitu Sideways dan Demolishor yang berukuran besar. Tanpa menemui kendala, Optimus Cs pun berhasil menghancurkan dua Decepticon tersebut. Namun sebelum dibunuh, Demolishor sempat mengatakan sesuatu kepada Optimus. "The Fallen akan bangkit," ujar Demolishor.

Di tempat lain, Sam Witwicky (Shia LaBeouf) sedang bersiap pindah ke asrama untuk melanjutkan studinya ke bangku kuliah. Namun ketika berkemas-kemas, Sam menemukan potongan kecil the AllSpark, benda berbentuk kubus yang muncul di film pertama 'Transformers,' pada jaketnya.

Secara tidak sengaja, Sam menyentuhnya. Secara tiba-tiba, benda itu langsung merasuki pikiran Sam dengan kode-kode misterius Cybertronian kuno. Nah, mulai dari situ adegan-adegan seru dan menegangkan mengalir deras.

'Transformers: Revenge of the Fallen' menampilkan lebih banyak robot. Ada 30 lebih robot beraksi di film yang juga digarap oleh Steven Spielberg. Salah satu robot yang dinanti kehadirannya yaitu, Devastator atau yang lebih dikenal dengan nama The Constructicons.

Memang tidak mengherankan jika Shia LaBeouf dan Megan Fox sering mengalami cedera saat menggarap film ini. 'Transformers: Revenge of the Fallen' sarat dengan ledakan-ledakan berskala besar.

Visual efek film ini tidak perlu diragukan lagi kualitasnya dan patut mendapat acungan dua jempol. Autobot maupun Decepticon terlihat sangat detail, gerakannya pun sempurna tanpa cacat.

Selain visual efek dan sebagainya, aktor-aktris film ini patut mendapat sorotan. Apalagi penampilan seksi Megan Fox sebagai gula-gula mampu jadi daya tarik tambahan untuk 'Transformers: Revenge of the Fallen'.

So tunggu apalagi? Yuk, nonton 'Transformers: Revenge of the Fallen'!

Sumber : detik.com

Michael Jackson Meninggal Dunia!

Bintang pop Michael Jackson (50) resmi dinyatakan meninggal dunia. Namun penyebab kematiannya belum bisa dipastikan. Perlu dilakukan otopsi.

Seperti diberitakan Reuters, Kamis (25/6/2009), dokter koronoer di Rumah Sakit Los Angeles Fred Corral menyatakan, otopsi akan dilakukan hari ini, Jumat 26 Juni. Jacko resmo dinyatakan meninggal pada pukul 2.26 waktu setempat.

Sebelumnya, bintang yang sempat digosipkan dengan berbagai skandal ini, dilarikan ke rumah sakit karena mengalami serangan jantung. Bahkan, beberapa media lokal mengungkapkan, Michael sudah tidak bernafas saat dibawa dalam ambulans.

Kematian Jacko yang begitu mendadak, membuat banyak pihak tersentak. Bahkan ratusan penggemarnya kini telah menanti di luar rumah sakit untuk menyaksikan bintang kesayangannya terakhir kali.

"Untuk Michael, yang dipanggil sangat mendadak dan dalam usia yang muda. Saya tidak bisa berkata-kata, saya kehilangan adik hari ini, dan bagian dari jiwaku bersamamu," kata sahabat dekat Michael Quincy Jones.

Sumber : Detik.com

Megawati Gotong Royong, SBY Lebih Tepat Lebih Baik, JK Siap Melanjutkan

JAKARTA, KOMPAS.com — Sambutan penutup dalam debat capres kedua menjadi kesempatan bagi ketiga calon presiden untuk berkampanye. Hanya Megawati Soekarnoputri yang tidak melontarkan slogan khasnya, sedangkan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla saling beradu slogan.

Sesuai dengan tema perdebatan soal mengatasi pengangguran dan kemiskinan, Megawati mengatakan hal tersebut hanya dapat diatasi dengan gotong royong.

SBY malah memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengeluarkan slogan baru. "Lebih tepat, lebih baik, lebih amanah untuk bekerja bagi seluruh rakyat Indonesia," katanya berapi-api.

Bahkan, ia sempat mengingatkan agar pendukungnya jangan lupa memilih pasangan SBY-Boediono. "Jangan lupa 8 Juli pilih nomor 2," ujarnya.

Adapun Jusuf Kalla tetap tak melupakan untuk mengatakan slogannya "Lebih Cepat Lebih Baik." Bahkan, ia tidak lupa menyelipkan tambahan, "Kalau terpilih, saya siap melanjutkan."

Sumber : kompas.com

Megawati Gotong Royong, SBY Lebih Tepat Lebih Baik, JK Siap Melanjutkan

JAKARTA, KOMPAS.com — Sambutan penutup dalam debat capres kedua menjadi kesempatan bagi ketiga calon presiden untuk berkampanye. Hanya Megawati Soekarnoputri yang tidak melontarkan slogan khasnya, sedangkan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla saling beradu slogan.

Sesuai dengan tema perdebatan soal mengatasi pengangguran dan kemiskinan, Megawati mengatakan hal tersebut hanya dapat diatasi dengan gotong royong.

SBY malah memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengeluarkan slogan baru. "Lebih tepat, lebih baik, lebih amanah untuk bekerja bagi seluruh rakyat Indonesia," katanya berapi-api.

Bahkan, ia sempat mengingatkan agar pendukungnya jangan lupa memilih pasangan SBY-Boediono. "Jangan lupa 8 Juli pilih nomor 2," ujarnya.

Adapun Jusuf Kalla tetap tak melupakan untuk mengatakan slogannya "Lebih Cepat Lebih Baik." Bahkan, ia tidak lupa menyelipkan tambahan, "Kalau terpilih, saya siap melanjutkan."

Sumber : kompas.com

Kritikan JK Dinilai Elegan dan Mengena

Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary

JAKARTA, KOMPAS.com — Jalannya debat capres putaran kedua yang berlangsung di studio MetroTV, Jakarta, Kamis (25/6) malam ini, terasa lebih hidup dibandingkan debat pertama pekan lalu.

Antarcapres, terutama Jusuf Kalla dan Susilo Bambang Yudhoyono, sudah mulai berani saling "menyerang" secara terbuka. Sindiran dan serangan dimulai oleh JK terhadap SBY. Kritikan JK dinilai dilayangkan secara elegan dan cukup mengena.

"Sejauh ini pertarungan sengit terjadi antara SBY dan JK. JK sejak awal menyindir SBY, tapi kritikan JK sangat elegan dan mengena," kata pengamat politik Burhanuddin Muhtadi, di sela-sela berlangsungnya debat capres, kepada Kompas.com.

Penampilan ketiga kandidat, dalam analisisnya, mulai menunjukkan perbedaan satu sama lain. Meskipun, capres PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, masih menguraikan hal-hal yang bersifat normatif dan flashback ke masa lampau. "SBY sistematis dan artikulatif serta meladeni serangan JK. JK tak kalah argumentatif, eksploratif serta mampu menekankan diferensiasi dengan SBY," ujar Burhanuddin.

Sumber : kompas.com

JK Klaim BLT Ciptaannya

akarta - Debat Capres II makin "panas". Ketika menjawab soal Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang dilontarkan moderator, capres JK dan SBY saling sindir. JK mengklaim BLT adalah ciptaannya.

"Tidak bisa subsidi dihilangkan tetapi subsidi yang tidak tepat kita hilangkan," ujar SBY dalam Debat Capres II, di Studio MetroTV, Kedoya, Jakarta Barat, Kamis (25/6/2009).

JK yang mendapat kesempatan bicara selanjutnya pun tak mau kalah. Menurutnya BLT memang tidak perlu distop dan tetap dilanjutkan.

"Subsidi tentu tetap diberikan. Yang penting tidak mengurangi objek subsidinya. Itulah pentingnya lebih cepat lebih baik," ujar JK.

"BLT perlu. Dengan kita beri uang Rp 200 ribu mudah-mudahan bisa beli," tambah JK.

JK pun mengatakan bahwa BLT itu adalah konsep yang ditelurkannya. "Saya yang karang malam itu," selorohnya.
( Rez / lih )

SBY-JK Ribut Soal Mie Instant

Jakarta - Debat capres mulai panas. SBY dan JK mulai saling sindir, sekalipun baru masalah mie isntant. Keduanya berbeda pandangan tentang eksport-import gandum.

"Kalau kita impor banyak gandum untuk Indomie gimana mau ekspor banyak gandum," tutur JK, memulai perdebatan dalam debat capres kedua pilrpes 2009 di Studio MetroTV, Kedoya, Jakarta Barat, Kamis (25/6/2009).

Mendengar sindiran JK, SBY pun angkat bicara. Menurut SBY bahan baku Indomie tidak sepenuhnya berasal dari gandum import. SBY berdalih, bahan dasarnya sudah dicampur dengan gandum alternatif produk lokal.

" Mie instant yang dimakan Pak Jusuf Kalla mungkin hanya yang berbahan dasar gandum, tapi kalau yang saya makan sudah mengandung sagu, singkong, dan sukun," bantah SBY.

SBY pun kembali mengklaim keberhasilannya mensejahterakan petani. "Petani sagu, sukun, dan singkongpun bisa tumbuh dengan baik," tegasnya. ( van / Rez )

sumber : detik.com

Selasa, 23 Juni 2009

Pengamat: Debat Malam Ini Milik Wiranto

VIVAnews - Debat calon wakil presiden malam ini dinilai lebih berani dan agresif dibanding debat calon presiden. Prabowo Subianto dan Boediono dinilai tidak fokus dan terlalu rumit menjelaskan setiap pertanyaan. Tetapi beda dengan Wiranto.

"Malam ini miliknya Wiranto," kata pengamat politik yang juga Direktur Reform Institute, Yudi Latif, dalam keterangan kepada VIVAnews melalui telepon, Selasa, 23 Juni 2009.

Menurut Yudi, Wiranto terlihat lebih santai dan menjawab pertanyaan dengan tepat sasaran. Wiranto tidak melulu menjawab pertanyaan moderator, Komaruddin Hidayat, secara rumit seperti Boediono.

"Wiranto juga bisa memasukkan beberapa solusi teknis. Seperti saat menjawab soal kecelakaan transportasi yang dikatakan harus ada tanggungjawab institusi dan sebagainya," ujar dia.

Yudi menilai, Prabowo kerap menjawab pertanyaan dengan sapuan besar. Semua pertanyaan selalu dijawab Prabowo berdasarkan paradigma perubahan ekonomi secara keseluruhan.

"Konsistensi itu memang sangat penting. Tapi sering kali, itu dapat menimbulkan resiko kehilangan soal detail. Karena tidak elaboratif dan jangkauannya terlalu besar," kata Yudi.

Untuk Boediono, Yudi menilai karena berlatar belakang sebagai seorang akademisi, mantan Gubernur Bank Indonesia itu sering memberikan jawaban yang kompleks. Hal itu disebabkan karena Boediono memiliki latar belakang akademisi yang kuat.

"Perlu ada kelugasan. Kalau menjelaskan terlalu maka kehilangan posisi dalam isu itu. Karakter akademisi adalah tidak mau menurunkan level cara berpikir. Karena, akademisi itu biasanya tahu satu persoalan secara kompleks," kata pengamat politik lulusan The Australian National University, Australia ini.

Michael Bay Ogah Garap Film Transformers 3


Siapakah yang berada di balik kesuksesan film ‘Transformers’? Pastinya, sang sutradara yang ciamik Michael Bay. Baru-baru ini tersiar kabar mengejutkan kalau Michael emoh untuk menggarap film ketiga ‘Transformers’.

Seperti dikutip dari WENN, Jumat (19/6/2009), ‘Transformers: Revenge of the Fallen’ sepertinya akan jadi film terakhir Michael Bay. Menurutnya, sudah waktunya dirinya mundur dari dunia ‘Transformers’.

“Sudah tiga setengah tahun saya menghabiskan waktu untuk menggarap film ini. Sepertinya sudah cukup dengan ‘Transformers’,” ujar sutradara ‘Bad Boys’ tersebut.

Michael juga mengaku letih jika harus terus-terusan menggarap film aksi seperti ‘Transformers’. “Saya ingin melakukan sesuatu yang berbeda, sesuatu yang tanpa ledakan,” jelasnya.

Michael mengungkapkan pihak studio memang memiliki rencana untuk menggarap ‘Transformers 3′. Bahkan sudah tersiar kabar film tersbut akan rilis pada 2011 mendatang.

Michael mengawali karirnya sebagai sutradara lewat video Playboy, yang menampilkan model Kerri Kendal sebagai bintang utamanya pada 1990 silam. Kemudian berturut-turut ia menggarap film aksi yang cukup sukses di box office. Di antaranya, ‘Bad Boys’, The Rock’, ‘Armageddon’, ‘Pearl Harbor’ dan dua film ‘Tranformers’.

Sumber : http://www.filmpendek.com/michael-bay-ogah-garap-film-transformers-3/3161

Prabowo Agresif, Boediono Defensif, Wiranto Persuasif

Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary

JAKARTA, KOMPAS.com — Debat calon wakil presiden, Prabowo Subianto, Boediono, dan Wiranto, diharapkan berlangsung lebih seru dibandingkan debat capres pekan lalu. Melihat karakter masing-masing calon, pengamat politik yang juga peneliti senior Lembaga Survei Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, berpendapat, ketiganya akan tampil dengan gaya yang berbeda satu sama lain.

Dari sisi greget, ia memprediksi debat cawapres akan lebih hidup dan panas. "Karena Prabowo akan lebih agresif menyerang Boediono yang dituding reseptif terhadap nilai-nilai asing," kata Burhanuddin kepada Kompas.com, Selasa (23/6).

Tema debat seputar jati diri bangsa menurutnya akan diperluas Prabowo untuk menarik garis sejauh mana globalisasi dan neolib merusak karakter bangsa dari segala sisi.

Wiranto, menurutnya, akan lebih menekankan pada aspek bagaimana membangun kemandirian bangsa dengan bertumpu pada nilai-nilai ke-Indonesiaan.

Bagaimana dengan Boediono? "Boediono akan dipaksa defensif," ujarnya.

Namun, Burhanuddin mengingatkan Prabowo dan Wiranto agar tidak menjadikan Boediono sebagai "sasaran tembak". "Hati-hati terhadap kemungkinan menjadikan Boediono sebagai sasaran bersama karena bisa menimbulkan efek melodramatik," kata Burhanuddin.

Diluar jati diri bangsa, ia memprediksi, tema lain yang kemungkinan akan dielaborasi, di antaranya mengenai NKRI, pendidikan, sosial keagamaan, dan budaya.

Sumber : kompas.com

Cawapres Lebih Berani Menunjukkan Diferensiasi

Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary

JAKARTA, KOMPAS.com — Debat cawapres sudah berjalan dua sesi. Pengamat politik yang juga peneliti senior Lembaga Survei Indonesia (LSI), Burhanuddin Muhtadi, menilai, debat berjalan sesuai ekspektasi publik. Para cawapres, menurutnya, lebih berani menunjukkan perbedaan.

"Sejauh ini debat berjalan sesuai ekspektasi publik, lebih seru, dan terjadi diferensiasi yang tegas di antara ketiga cawapres," kata Burhanuddin, dalam pesan singkatnya kepada Kompas.com, di sela-sela berlangsungnya debat, Selasa (23/6) malam.

Dari sisi penyampaian visi, Prabowo menurutnya langsung 'tancap gas' dengan menyerang pilihan kebijakan ekonomi. "Sayang, Prabowo 'gagal' mengaitkan dengan jati diri bangsa. Ukuran yang dipakai Prabowo terlalu materialistik karena jati diri bangsa tidak bisa dihitung dari indikator-indikator material saja," kata dia.

Boediono dinilai lebih komprehensif dalam mengulas kaitan karakter bangsa dan mampu mengaitkan slogan pemerintahan bersih dengan agenda-agenda ekonomi dan penegakan hukum. "Kelemahan Boediono terlalu sering membaca 'contekan'," kata Burhan.

Adapun Wiranto, meski sempat keseleo menyebut Boediono dengan SBY, dinilai mampu tampil lebih baik dengan menarik amanat Sumpah Pemuda sebagai pemersatu bangsa.
Sumber : kompas.com

Paparkan Kemiskinan, Prabowo Pamerkan Uang Rp 20 Ribu

Jakarta - Cawapres Prabowo memaparkan visi misi menyangkut pembangunan diri bangsa. Menurut Prabowo, pembangunan jati diri tidak akan berhasil tanpa pembangunan ekonomi. Saat memaparkan soal kemiskinan, Prabowo menunjukkan selembar uang Rp 20 ribu.

"Cita-cita kita ingin membangun masyarakat yang merdeka, berdaulat, adil, dan makmur. Tidak ada jati diri bngsa yang bisa lepas dari kemakmuran. Bila miskin bangsa itu akan punya jati diri lemah," kata Prabowo dalam debat cawapres di Studio SCTV, Senayan City, Jakarta Selatan, Selasa (23/6/2009).

Prabowo prihatin bangsa yang telah merdeka secara politik selama 64 tahun ini masih ditinggali oleh sekian banyak orang miskin. Berdasarkan standar Bank Dunia, kata Prabowo, hampir 50 persen penduduk Indonesia, yakni 115 juta orang, hidup dengan kurang dari Rp 20 ribu per hari.

"Mereka hidup dengan kurang dari Rp 20 ribu," tegas Prabowo seraya mengeluarkan selembar uang Rp 20 ribu dari saku kemeja batiknya dan membebernya ke arah hadirin.

"Kalau di Senayan City, 1 cangkir saja tidak bisa kita beli," imbuh mantan Pangkostrad ini dengan penuh semangat.

Dia mengatakan, kekayaan Indonesia selama ini terus mengalir keluar dan tidak dinikmati oleh bangsa sendiri. Jika itu tidak dihentikan, Prabowo yakin pembangunan jati diri bangsa akan gagal.

"Tidak bisa kita membangun jati diri tanpa menyelesaikan masalah kunci, yakni menyelamatkan kekayaan agar tidak bocor ke luar negeri," tegasnya.

Untuk mewujudkan itu, Prabowo bersama Mega berjanji menerapkan ekonomi kerakyatan. Dengan ekonomi kerakyatan, kekayaan Indonesia bakal dinikmati seluruh masyarakat secara merata, tidak hanya oleh segelintir orang yang diuntungkan dengan sistem. ( sho / nrl )

Sumber : detik.com

Senin, 22 Juni 2009

Giliran Cawapres yang Berdebat Malam Ini

akarta - Setelah debat capres yang digelar pekan lalu, kini giliran para cawapres yang berdebat. Tema debat untuk para cawapres kali ini adalah "Pembangunan Jati Diri Bangsa".

Debat digelar Selasa (23/6/2009) pukul 19.00-21.00 WIB di Studio SCTV, di Senayan City, Jakarta Selatan. Tampil sebagai moderator adalah Rektor UIN Syarif Hidayatullah Prof Dr Komarudin Hidayat.

Seperti sebelumnya, alokasi waktu untuk tiap debat adalah 2x60 menit dengan konten debat 90 menit. Rinciannya, pemaparan visi, misi, dan program kandidat selama 7-10 menit, pertanyaan pendalaman oleh moderator dan jawaban kandidat selama 30 menit, dan pertanyaan dan jawaban antarkandidat 30 menit.

Sayangnya, debat tidak akan jauh berbeda dengan debat capres yang digelar pada Kamis 18 Juni lalu. Para cawapres Prabowo Subianto, Boediono, dan Wiranto tidak akan mungkin saling beradu argumen. Pemaparan visi dan misi dan menjawab pertanyaan lebih diutamakan.
( ndr )
Sumber : detik.com

Ubah Format Debat Capres

Jakarta, Kompas - Komisi Pemilihan Umum didesak mengubah format debat calon presiden dan calon wakil presiden menjadi lebih bermakna dan bermanfaat bagi masyarakat. Selasa (23/6) malam ini, rencananya KPU menggelar debat calon wakil presiden untuk putaran pertama.

Tema debat calon wakil presiden kali ini adalah ”Pembangunan Jati Diri Bangsa”. Moderator debat itu adalah Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Komaruddin Hidayat.

Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti, Senin (22/6) di Jakarta, menuturkan, KPU harus mengubah format debat calon presiden-cawapres dengan memberikan kesempatan yang luas kepada tiga pasangan calon untuk saling mengonfirmasi, menegasi, membuka info baru, atau memberikan wacana perbedaan. Selain itu, dalam debat diharapkan adanya eksplorasi atas kemungkinan atau kebenaran visi, misi, dan program calon.

”Sebuah debat itu justru membenturkan ide dengan ide lain. Tujuannya untuk mengungkapkan kebenaran di antara ide yang berlainan itu. Seharusnya para capres yang lebih banyak bertindak di forum debat. Moderator cukup menjadi pemancing isu untuk kemudian membiarkan calon membincangkan isu itu dari sudut pandang masing-masing,” ungkap Ray.

Di Kantor KPU, Jakarta, Senin, anggota KPU, Endang Sulastri, dan Komaruddin bertemu dengan tim kampanye ketiga pasangan capres-cawapres. Sesuai Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 dalam penjelasan Pasal 39 Ayat (3), format debat dan moderator harus mendapat persetujuan dari pasangan calon peserta debat.

Endang mengemukakan, dalam debat cawapres akan ada perubahan, misalnya tentang penyampaian visi-misi diubah menjadi tujuh menit untuk setiap calon. Sebelumnya, dalam debat capres lalu, penyampaian visi misi selama 10 menit untuk satu calon, dan hal itu dinilai terlalu lama. Waktu yang ada dapat dimanfaatkan untuk pertanyaan kepada calon.

”Selain itu, dalam segmen pertanyaan yang ditujukan kepada setiap kandidat, bila selesai dijawab, akan dilanjutkan dengan pertanyaan lain sehingga tidak terpenggal-penggal. Pertanyaan tergantung moderator karena mereka yang membuatnya,” kata Endang.

Endang menambahkan, debat capres sebelumnya sudah bagus karena berlangsung dengan kesantunan. ”Kalau memang calon tidak mau menentang satu sama lain, kita mau bagaimana? Sekarang bukan zamannya lagi debat untuk saling bertentangan,” tandasnya.

Wakil Deputi Operasional Pemenangan Kampanye Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono- Boediono, Milton Pakpahan, menyatakan, dalam debat capres tidak bisa ada ”debat kusir” karena semua calon harus menjaga adat ketimuran. ”Kita ini satu keluarga. Kalau di level tim kampanye tidak apa-apa saling mendebat, tetapi kalau ketiga kandidat, tak bisa,” ujarnya.

Juru Bicara pasangan M Jusuf Kalla-Wiranto, Indra J Piliang, mengatakan, debat capres dan cawapres adalah debat negarawan, bukan debat level manajer yang mengambil keputusan teknis. Dalam debat capres sebelumnya tak terlihat presiden sebagai kepala negara, tetapi lebih terlihat sebagai kepala pemerintahan.

”Penampilan para capres seperti manajer saja,” kata Indra. Misalnya, masalah tenaga kerja Indonesia bisa dijawab tim yang mewakili capres. (sie)

Sumber : kompas.com

Minggu, 21 Juni 2009

Search Upload * Upload Video File * Record from Webcam Watch this video in a new window Chevy shows off Transformers: Revenge of the Fallen

Contreng Pilpres Lebih Mudah Dibanding Pileg

Jakarta - Minggu 21 Juni kemarin, KPU menggelar simulasi pencontrengan Pilpres di Cilincing, Jakarta Utara, yang diikuti oleh ratusan warga dan para penyandang cacat. Rata-rata, para peserta simulasi merasakan mencontreng untuk pilpres lebih mudah dibandingkan Pileg.

"Lebih mudah yang ini, karena dikit. Saya hanya butuh dua menit di dalam bilik," ujar Jiah (32), warga RW 3.

Beberapa warga mengatakan, ukuran surat suara yang lebih kecil dan foto calon yang tidak banyak membuat mereka lebih mudah dalam melakukan pencontrengan.

Sebagian juga telah mengetahui bahwa untuk pilpres mendatang diwajibkan untuk mencontreng hanya satu kali. Tidak seperti pileg yang lalu dimana mencontreng dua kali dianggap sah.

"Tidak ada masalah, saya mencontreng satu kali di foto calon. Saya tahu mencontreng satu kali dari televisi, di kelurahan juga diberi tahu," kata T Shaleh (64), warga Kalibaru.

Para penyandang cacat juga mengatakan contreng Pilpres lebih mudah dilakukan, karena surat suara dan template yang digunakan tidak terlalu besar.

"Tidak seperti pileg kemarin, saya kesulitan karena surat suara dan template
terlalu besar sedangkan bilik suara kecil. Jadi butuh waktu 7-10 menit dalam
bilik. Kalau sekarang hanya 5 menit," jelas Daid Arifin (33), warga Sunter,
penyandang tuna netra yang juga mengikuti simulasi ini.

Daid menambahkan, para penyandang tuna netra diberitahu oleh PERTUNI (Persatuan Tuna Netra Indonesia) untuk mengikuti simulasi. Supaya saat Pilpres 8 Juli mendatang, mereka tidak mengalami kesulitan dalam mencontreng.

Terkait masalah template, anggota KPU Endang Sulastri yang juga menangani Divisi Sosialisasi Pilpres mengatakan, sosialisasi template masih kurang. Sebabnya, banyak yang belum mengetahui bahwa terdapat lubang sebagai tempat tanda contreng dibubuhkan.

"Untuk template perlu sosialisasi lagi, teman-teman ada yang belum tahu bahwa pada template ada lubang untuk melakukan pencontrengan. Tadi banyak yang hanya membubuhkan garis lurus, meskipun tetap sah tetapi jauh lebih baik kalau mereka bisa memberikan tanda contreng," terangnya.

Sumber : detik.com

Beberapa Catatan Masalah buat DKI

Kemacetan, banjir, serta perbaikan dan pembangunan infrastruktur publik yang belum optimal merupakan persoalan mendasar yang mendesak dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Apabila penanganan masalah akut ini tidak diprioritaskan, dalam lima tahun mendatang Jakarta menghadapi masalah lalu lintas dan inefisiensi luar biasa.

Jakarta akan semakin semrawut sehingga akses lalu lintas dari dan ke sejumlah pusat ekonomi di beberapa wilayah di Jakarta terancam stagnan. Jika ini terjadi, kerugian Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak saja sebatas inefisiensi dan menurunnya tingkat produktivitas, tetapi juga hilangnya peluang meraup nilai ekonomis yang jauh lebih besar sebagai kota jasa, konvensi, wisata, dan kuliner.

Oleh sebab itu, penataan sistem transportasi kota dan penanganan banjir tahunan harus menjadi prioritas bagi pemerintahan Bang Foke, panggilan Fauzi Bowo, dalam kondisi yang ada saat ini. Langkah awal yang harus dilakukan adalah mengoptimalkan peningkatan aksesibilitas transportasi bus transjakarta.

Pemprov DKI, misalnya, membuat kebijakan strategis yang memungkinkan berbagai pihak terkait menambah armada bus transjakarta; meningkatkan kualitas infrastruktur bus transjakarta sehingga waktu tunggu dan interkoneksi setiap koridor optimal; dan membuka tender untuk setiap koridor secara transparan, menyangkut tarif maupun cara pengadaan armada.

Langkah ini akan menjadi titik awal bagi Pemprov DKI untuk menghindari, minimal menekan, peluang kolusi antara birokrat dan pemodal untuk mendapatkan bisnis di sektor angkutan umum tersebut. Pada saat yang sama Pemprov juga akan terhindar dari tindak akal-akalan pengusaha angkutan yang hanya bermodal surat tender alias untuk mengadakan bus yang didanai kredit Bank DKI.

Di sisi lain, Pemprov DKI menata kembali sistem operasional berbagai angkutan umum nonbus transjakarta yang tidak efisien, agar tidak terjadi tumpang tindih jalur antara mikrolet, bus sedang, dan bus besar. Pemprov pun harus menata jumlah armada di setiap jalur dan menekan pejabat terkait untuk tidak menerbitkan izin kendaraan umum baru yang bertujuan mendapatkan keuntungan pribadi.

Pada saat yang sama petugas gabungan di setiap titik atau simpul utama kemacetan yang menuju ke pusat aktivitas diefektifkan agar tak ada terminal bayangan atau penumpukan angkutan umum yang memicu kemacetan hebat. Penanganan itu hanya dilakukan saat puncak aktivitas, pukul 06.30-09.00 dan pukul 17.00-20.00.

Dengan demikian, upaya untuk memindahkan penumpang kendaraan pribadi ke angkutan massal itu lebih mudah dilakukan. Beban akibat meningkatnya jumlah kendaraan di jalan raya menjadi berkurang. Pemeliharaan jauh lebih mudah dilakukan dan murah.

Masalah banjir

Demikian juga penanganan banjir. Pembangunan kanal timur maupun barat harus segera diselesaikan. Pembebasan lahan harus segera dilakukan melalui koridor hukum sehingga tidak menimbulkan konflik dengan pemilik lahan. Tentunya dengan konsep saling menguntungkan.

Pemprov DKI juga harus berani dan konsisten menertibkan lahan di sepanjang bantaran maupun lahan terbuka hijau yang diokupasi baik oleh warga ilegal maupun legal. Di samping untuk kepentingan keindahan kota, upaya ini juga harus dilakukan untuk menekan hilangnya daerah resapan maupun lokasi sampah rumah tangga di sepanjang bantaran kali.

Upaya Pemprov DKI untuk menekan jumlah penderita demam berdarah dengue, cikungunya, dan diare belum optimal. Setiap tahun jumlah penderita masih tinggi, meskipun beberapa indikator terkait penyakit menular menunjukkan hal yang positif. Angka penderita DBD dari 356 orang per 100.000 penduduk menjadi 317 orang per 100.000 penduduk. Angka kematian akibat DBD menurun dari 0,28 persen pada tahun 2007 menjadi 0,09 persen pada tahun 2008. Meski demikian, tetap saja angka penderita DBD, cikungunya, atau diare setiap tahunnya di Jakarta masih tinggi. Oleh sebab itu, tetap harus ada prioritas untuk menekan angka penderita penyakit tropis.

Upaya di sektor pendidikan, meski ada upaya untuk meningkatkan perbaikan infrastruktur dan pemberian biaya operasional sekolah, juga jauh dari memadai. Masih banyak gedung sekolah rusak yang membutuhkan rehabilitasi.

Kondisi itu disebabkan oleh terbatasnya anggaran sehingga rehabilitasi pun terbatas. Masih banyak sekolah rusak belum tersentuh. Kalaupun dilakukan perbaikan, itu hanya dalam skala minimal. Tidak semua sekolah mendapatkan fasilitas memadai, baik perpustakaan maupun laboratorium.

Sekolah yang ada masih sebatas formalitas, meski upaya untuk menuju ke sekolah unggulan terus dilakukan, seperti pembangunan sekolah MH Thamrin. Sekolah unggulan ini diciptakan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang memadai, tetapi jumlahnya masih terbatas. Minimal Pemprov membangun sekolah MH Thamrin di lima wilayah kota. (AST)
Sumber : kompas.com

Kamis, 18 Juni 2009

Debat Tanpa Perdebatan

Jakarta, Kompas - Perdebatan antarcalon presiden justru tidak muncul dalam acara debat calon presiden yang berlangsung di Studio Trans Corporation, Jakarta, Kamis (18/6). Debat diadakan Komisi Pemilihan Umum.

Debat yang diikuti calon presiden Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, dan M Jusuf Kalla itu berlangsung datar, menyerupai tanya jawab karena tidak muncul pandangan yang bisa menunjukkan perbedaan pendapat dan program masing-masing calon.

Debat capres putaran pertama itu bertemakan ”Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih serta Menegakkan Supremasi Hukum dan Hak Asasi Manusia”. Diagendakan lima kali debat, tiga di antaranya diikuti capres dan dua lainnya oleh calon wakil presiden.

Debat yang dipandu Rektor Universitas Paramadina, Jakarta, Anies Rasyid Baswedan itu dibagi atas empat tahapan, yaitu penyampaian visi-misi, pendalaman, diskusi dengan kesempatan calon menanggapi pandangan calon lain, serta penutup. Pada sesi ketiga, saat calon diberi kesempatan menanggapi pendapat calon lain, kesempatan untuk ”menyerang” itu tidak dipergunakan mereka.

Misalnya, ketika menyoal perlindungan bagi tenaga kerja Indonesia di luar negeri, Megawati menyatakan akar masalah ada di dalam negeri sehingga perlindungan harus dimulai dari dalam negeri. SBY menanggapinya dengan menyatakan ”setuju 200 persen”. Kalla juga menyebut apa yang disampaikan Megawati dikerjakannya saat ia menjabat Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat pada masa pemerintahan Megawati.

Ketika diberikan kesempatan menanggapi balik, Megawati hanya berujar singkat, ”Semua ngikut saya.”

Dalam sesi kedua, Anies melontarkan tiga pertanyaan terkait dengan pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, anggaran pertahanan, dan penyelesaian kasus lumpur Lapindo Brantas. Kalla dan Megawati menekankan agar RUU itu bisa dirampungkan maksimal September 2009 oleh DPR periode sekarang. SBY menyebutkan, jika tidak bisa selesai, presiden punya hak menerbitkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu).

”Saya sependapat dengan Pak SBY karena yang bisa membuat perppu Pak SBY,” kata Kalla.

Soal anggaran pertahanan, Kalla menyebutkan, salah satu upaya membangun militer yang kuat adalah dengan mengupayakan pemenuhan alat utama sistem persenjataan dengan produk dalam negeri. Ia pernah memerintahkan PT Pindad memproduksi 150 panser. SBY lebih menekankan peningkatan anggaran pertahanan secara bertahap. Kebutuhan minimal mencapai Rp 120 triliun, tetapi tahun 2009 baru mencapai Rp 35 triliun.

Tebarkan janji

Jawaban yang disampaikan ketiga capres, semalam, juga masih bersifat umum, seperti menyampaikan janji mereka kepada masyarakat. Megawati menyampaikan, untuk menuju pemerintahan yang mengayomi masyarakat, harus dilakukan reformasi birokrasi. ”Pada saat saya menjadi presiden, saya pernah mencoba melakukan reformasi birokrasi ini, birokrasi diperbaiki, kesejahteraan juga perlu ditingkatkan,” katanya lagi.

Di sisi lain, SBY mengawali dengan pertanyaan tentang pentingnya pemerintahan yang baik. ”Sebagian sasaran tercapai, tetapi ada yang belum tercapai. Dalam situasi krisis global, oleh banyak negara kita dianggap lebih siap. Kondisi kita sekarang lebih baik dibandingkan 11 tahun yang lalu,” ungkapnya.

Kalla mengungkapkan mengenai pemerintahan yang efektif dan bersih mulai dari tingkat pusat sampai daerah, mulai dari presiden sampai lurah. ”Kita harus mempunyai sistem pemerintahan yang efektif dari atas sampai ke bawah, tetapi aspirasi harus digali dari bawah ke atas,” katanya.

Ruangan untuk debat juga penuh sesak dengan undangan. Tim sukses ketiga pasangan capres-cawapres, pejabat negara, tokoh masyarakat, sampai dengan artis dan pengusaha ikut menyaksikan debat itu.

Lebih menjanjikan

Secara terpisah, Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Ifdhal Kasim di Jakarta, Kamis, menilai, meski ketiga capres menunjukkan intensi terhadap persoalan HAM masa lalu dan masa kini, Kalla memiliki perhatian lebih dengan membuka peluang pada proses penegakan dan pemenuhan keadilan bagi korban pelanggaran HAM. Selain mengakui ada pelanggaran HAM masa lalu, Kalla tidak hanya melihat proses rekonsiliasi sebagai sarana, tetapi juga membuka peluang pengadilan HAM.

”Hal itu ditunjukkan Kalla dengan mengatakan, jika ada yang salah dan ada bukti yang kuat, harus diadili,” papar Ifdhal. Dengan pernyataan itu, Kalla melakukan pendekatan distributif atas penanganan kasus pelanggaran HAM.

SBY, papar Ifdhal, mengakui adanya kompleksitas dalam penyelesaian kasus HAM dan menawarkan langkah rekonsiliasi untuk menanganinya. Namun, kritik atas pernyataan SBY adalah mengapa pendekatan rekonsiliasi diungkapkannya saat ini.

Selama masa pemerintahannya, pendekatan itu tidak tampak dilakukan, bahkan pengajuan nama calon anggota Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi berhenti di meja Presiden. Menurut Ifdhal, hal itu menunjukkan ambiguitas SBY.

Jawaban Megawati terkait kasus Lapindo, yang menyatakan pemerintah harus tegas, selayaknya lebih dijelaskan bentuk-bentuknya. Untuk semua perkara terkait dengan HAM, Ifdhal berpendapat, Megawati memberikan jawaban normatif.

Anggota Komisi Penyiaran Indonesia, Izzul Muslimin, menuturkan, debat capres-cawapres semestinya dapat disiarkan stasiun televisi lain. TVRI sebagai lembaga penyiaran publik disayangkan juga tak menyiarkan debat itu. (sie/dik/jos/nwo/inu)
Sumber : kompas.com

Senin, 01 Juni 2009

detikcom : FOPPI Dukung Sikap Tegas Gubernur Soal Carrefour Mega Mal Pluit

title : FOPPI Dukung Sikap Tegas Gubernur Soal Carrefour Mega Mal Pluit
summary : Federasi Organisasi Pedagang Pasar Indonesia (FOPPI) mendukung sikap tegas Gubernur DKI Fauzi Bowo terkait pelanggaran yang dilakuka Carrefour, Mega Mal Pluit. (read more)