Jumat, 03 September 2010

Randhika : Presiden SBY Jangan hanya Pasrah

Tribunnews- Pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hari Rabu 1 September 2010 kemarin di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur mengecewakan banyak pihak.

Dalam pidato tersebut SBY tidak mengemukakan ketegasan sikap mengenai hubungan bilateral RI-Malaysia yang sedang panas.

Pada kesempatan tersebut SBY memaparkan beberapa kerjasama strategis RI dengan Malaysia seperti misalnya kerjasama di bidang ketenagakerjaan dan pendidikan namun tidak memberi ketegasan mengenai penyelesaian masalah RI-Malaysia belakangan ini.

Deputi Direktur Eksekutif Golden Institute, Randhika Virgayana menilai "Pidato SBY seperti biasa berputar-putar dan tidak menyentuh substansi masalah. SBY hanya bermain dengan kata-kata dengan menggambarkan hubungan bilateral Indonesia dengan Malaysia tetapi tidak menegaskan mengenai penyelesaian masalah,"

Menurut Randhika, pidato tersebut telah ditunggu-tunggu oleh rakyat. Apalagi dalam sikapnya setelah sidang kabinet 31 Agustus lalu SBY terlihat cukup tegas.

Ditambah rencana pidato yang akan dibacakan di Mabes TNI seolah untuk membangun citra yang tegas dalam menyelesaikan masalah tersebut. Tetapi SBY malah memberikan kekecewaan pada rakyat.
Ketegasan yang seolah diperlihatkan SBY setelah sidang kabinet 31 Agustus lalu tertutup oleh pidato tersebut.

"Seharusnya Presiden memberikan pernyataan tersebut segera setelah penangkapan terhadap pegawai DKP terjadi, tidak membiarkannya berlarut-larut" kata Randhika.

Mengenai penyelesaian masalah melalui diplomasi, Randhika menyatakan persetujuannya. "Saya sepakat mengenai penyelesaian masalah melalui diplomasi. Tetapi diplomasi tersebut harus lebih tegas dan cepat tanggap tanpa membiarkannya berlarut-larut. Tidak seperti sekarang yang terkesan lemah. Presiden harusnya meminta bawahannya untuk mengusut kasus penangkapan pegawai DKP tersebut, bukannya diam saja sehingga terkesan pasrah" tutupnya. (penulis adalah pembaca tribunnews.com)
Sumber: www.tribunnews.com

Tidak ada komentar: